"Seharusnya lo gak boleh terus-terusan menyembunyikan penyakit lo dari Setya. Gue rasa dia juga berhak tahu semuanya," ucap Destan tiba-tiba.
"M–maksud kamu?" Milhan berpura-pura tak mengerti.
"Lo sebenernya punya sakit apa, Han? Kenapa lo harus ngelakuin operasi transplantasi hati segala? Lo harus jujur sekarang."
"K–kok, k–kamu bisa tahu semua itu, Tan?" Milhan kaget karena Destan mengetahui perihal penyakitnya. Dia rasa ini terlalu tiba-tiba.
"Itu gak penting, Han. Lebih baik sekarang lo jawab sejujur-jujurnya, sebenernya lo sakit apa? Kenapa lo rahasiain ini semua dari gue, Setya dan Naja? Kenapa? Kita ini sahabat lo. Harusnya lo cerita sama kita. Luka sebesar ini terlalu berbahaya buat lo pendam sendiri, Han."
Butiran kristal bening lolos begitu saja dari pelupuk mata Milhan. Dia menarik napas dalam. Mungkin ini memang sudah waktunya Destan tahu. Dia percaya Destan mampu menjaga rahasia ini dari Naja dan Setya.