"Eh, anak kesayangan Papa ternyata ada
disini. Sejak kapan kamu datang ke rumah
Han? Papa sangat rindu padamu .." tukas
Papa lalu menciumi pipi anak nya hingga
berkali-kali. Arhan telah kekal dengan
kelakuan Papa nya yang tak pernah
berubah dari dulu Arhan lahir.
"Terus aja manjain si Arhan! Dia laki-laki
loh Pa, jangan terlalu di manjain lah." ujar
Mama yang sebenarnya iri.
Arhan mengeluarkan ringisan nya.
"Sepertinya Mama iri Pa, apa Papa tidak
pernah manjain Mama?" tanya Arhan
sengaja membuat Mama panas.
"Papa tidak peduli. Pokok nya Papa rindu
sama kamu nak."
"Muach!"
"Ah sudahlah, Papa mu itu tidak pernah
berubah ya dari dulu. Sudah jelas kamu
itu sudah dewasa, bukan anak kecil lagi."
kata Mama lagi, dia semakin merasa panas
hingga akhirnya menyerah.
"Jangan pedulikan ucapan Mama mu, Papa
mau peluk kamu sekarang."
"Ah! Papa! Jang-"
Papa menggendong Arhan, anak nya
sendiri. Dimata Papa, Arhan selalu seperti
anak balita. Pandangan Papa tidak pernah