Siang di atas teriknya panas matahari, aku
berjalan pelan dan duduk di bangku yang
sudah tersedia di depan gerbang Kampus
untuk tempat menunggu jemputan. Ada
beberapa mahasiswi dan siswa yang juga
belum di jemput seperti ku.
Aku tengah melamun menundukkan
kepalaku melihat kedua kakiku yang
tertutupi oleh dua sepatu yang ku pakai.
Aku terus melamun karna kejadian tadi
dan tak bisa berpindah pandangan.
"Jahat! Rendy jahat! Kalo dia masih
sayang ma gue, dia gabakal putusin
hubungan pertemanan gue ma dia tapi
kenapa dia bilang gitu tadi sakit, sakit
banget." batin ku menahan tangisan yang
sepertinya akan deras lagi.
Suara Isak tangisan ku masih saja
berbunyi, aku ingin suara itu menghilang
sebelum Mas Arhan datang menjemput
ku. Tetapi tidak sesuai yang aku pikirkan,
Mas Arhan sudah datang menjemput ku.
Mobil hitam nya berhenti tepat di hadapan
ku duduk. Kedua tangan ku cepat-cepat
menghilangkan bekas-bekas air mata yang
sudah keluar banyak tadi.