"Mas Arhan?!" kejutku saat Mas Arhan
datang. Anehnya telapak tangan dia
memegang permukaan pantat ku. Aku
merasa sangat geli dan malu karna ada
banyak orang yang mengantri. Jelas-jelas
mereka bakal kepo dan melihat bukan?!
"Mas lepasin tangan mu, disini
banyak orang loh." tutur ku hendak
menyingkirkan tangan Mas Arhan dari
sana. Namun, tangan Mas Arhan tetap
menempel seperti lem yang tak lepas dari
sautan nya.
Mas Arhan tak membalas ucapan ku sama
sekali, dia terdiam dan membawa ku pergi
hingga dekat dengan toilet. Entah kenapa
perasaan ku sudah tidak enak dari sini.
"Mass..." lirih ku.
"Tembus." lontar Mas Arhan tiba-tiba. Aku
kebingungan hebat. "Hah? Apa? Apanya?
Mas? Apanya yang tembus?!" tanyaku
sangat kebingungan hingga berusaha
untuk menoleh ke arah belakang.
Dia terkekeh dan menggeleng melihat
tingkah ku, aku memegang-megang
permukaan pantatku berusaha untuk
menemukan sesuatu disana dan ternyata
benar, ada area yang basah. Gila! aku