"Ah, anu. Itu mobil calon suami saya Buk."
ucapku.
"Loh? Kamu udah ada calon suami? Siapa
neng? Bukannya kamu masih pelajar
kuliah?" tanya Bu Idah menghujani ku
dengan banyak pertanyaan.
"Iya, Dewi nikah sambil kuliah juga. Dewi
mau nikah juga pengen ada temen nya
Buk." jawab ku.
"Ohhh benar juga, yaudah kalau begitu.
Bu Idah cuman bisa doakan kamu yang
terbaik aja. Siapa calon suami kamu?"
"Arhan Aliando." jawab ku ragu.
"Eh! Astaga! Orang itu?! Beneran? Jadi
suami kamu?!" kejut Bu Idah di akhiri
dengan gelengan kepala. Aku memasang
ekspresi heran.
"Bu Idah hanya berharap, dia adalah Pria
yang baik dan mampu menjagamu sebaik
mungkin. Berhati-hatilah, dia orang yang
sudah membuat Ayah mu meninggal." kata
Bu Idah berbisik, aku kurang suka dengan
ucapan nya.
"I-iya, yauda Buk saya masuk kedalam
dulu."
"Iya neng."
Kemudian, aku masuk dan menutup pintu
rumah.
"Apaan si, omongan nya. Arhan kan nggak
sengaja." lirih ku sembari berjalan kearah
kamar.