"Gimana?" tanyaku.
"Lo sama Rafli beli Kondom nya." suruh
Rendy.
"Iya, gue ma Rendy mau fotocopy ini buat
pengumpulan tugas besok." sambung Cila.
Mereka berdua memang sengaja membuat
ku marah.
"Hnghh..." hembus ku kesal menghentak
satu kaki ku.
"Ayo Zor." ajak Rafli sengaja menggandeng
tangan kiri ku. Refleks aku langsung
menarik tangan ku di kelilingi oleh rasa tak
suka. "Gak usa pegang-pegang aghh!" pekik
ku menghindar.
"Kenapa gak cowo sama cowo? Cewe sama
cewe gitu?!" kataku meminta pergantian.
"Masalah nya Zor, gue gak bisa naik motor.
Lo juga gak bisa naik motor kan? Kalo keluar
malem-malem gue males ah. Takut."
ucap Cila rada-rada merinding.
"Kan kita bisa naik Taxi Cil!" ketus ku kecil.
"Lo gak tau? Kemarin ada berita penculikan
gadis remaja karna naik Taxi. Kejadian itu
terjadi dua kali, siang dan malam sekitar
pukul set 8-10 malam. Perempuan nya di