"Zora? Kenapa kamu tidak memakan
sarapan mu? Ntar dingin Zora." ucap
Arhan meletakkan bekas piring kotor ke
cucian piring, yang baru saja ia gunakan
untuk sarapan.
Aku menoleh saat sedang mencuci
alat-alat masak yang sudah ku pakai untuk
memasak tadi. Aku juga agak sedikit
terkejut karna Arhan benar-benar tidak
memanggil ku dengan sebutan 'Sayang'
lagi. Kali ini, dia dengan jelas memanggil
nama panggilan ku.
Mungkin karna perkataan ku tadi
yang kelewatan. Jujur, di panggil nama
panggilan dengan sebutan 'Sayang' itu
adalah makna yang sangat berbeda. Benar
kan betina?
"Ah, itu. Nanti aku akan memakannya."
jawab ku.
"Kenapa tidak sarapan bersama saya
tadi?" tanya Arhan lanjut. Kemudian aku
menjawab. "Ini, aku sedang membereskan
peralatan masak nya. Trus aku cuci."
jelasku.
"Urus itu paling terakhir, sarapan pagi
dengan saya di utamakan. Oke? Cepatlah
di makan, jangan sampai kamu tidak
sarapan."
"Iya." respon ku.
"Arhan, bagaimana masakan ku? Apakah