"Zora? Bagaimana?" tanya lagi Arhan yang
sudah tak sabar lagi mendengar jawaban
dari Zora.
"M-maaf, aku belum bisa menentukan
nya." jawab ku gugup, aku takut jika dia
marah.
"Oh, begitu ya. Baiklah, tak apa. Kamu saya
beri waktu hingga nanti malam. Kamu
harus menjawabnya, usahakan tidak ada
kata 'bingung'. Oke?" kata Arhan membuat
perjanjian padaku, aku mengangguk
sebagai tanda aku setuju.
Arhan berdiri lalu berjalan menuju suatu
ruangan yang jelas aku tidak tau. Kali
ini pandangan ku bisa bebas, tidak ada
kecanggungngan dan tidak banyak omong.
Namun beberapa detik kedepan, Arhan
kembali dan berdiri membelakangi diriku
yang masih duduk manis di ruang makan.
Awalnya, aku kebingungan. Ternyata,
Arhan hendak menyisirkan rambutku.
Itupun dia melakukannya dengan sangat
perlahan dan lembut.
"Maaf, saya boleh kan melakukan ini?"
tanya Arhan lembut. "Bo-boleh." jawabku
gugup.
Aku merasakan gerak gerik tangan Arhan
saat bagaimana cara dia menyisirkan