"Auriga." Dean meminta Auriga untuk
diam.
"Ngelukain perasaan orang bagi lo kayak
ngelemparin batu ke laut ya Kak, tapi lo
sadar gak sih seberapa dalam batu itu
jatuh? Jangan seolah-olah lo yang paling
terluka setelah lo sendiri yang pergi dan
ngehancurin hati kakak gue. Sekarang lo
mau ngelakuin hal yang sama ke suami
lo? Wah coba perbanyak ibadah deh
Kak, keknya dosa lo kebanyakan." Auriga
melemparkan kalimat yang benar-benar
menusuk hati Kaureen.
"Auriga, dengerin dulu..."
"Idih ogah gue dengerin lo. Mending
lo yang dengerin kata suami lo."
Auriga beneran secara terang-terangan
menunjukkan kalau dia sangat membenci
Kaureen.
Dean menatap Auriga, tidak enak juga
kalau Auriga berbicara gak sopan di
hadapan teman-temannya itu.
"Auriga bahasanya, gue gak pernah ajarin
lo kayak gitu. Sorry ya, gue pamit dulu."
Dean langsung putar badan meninggalkan
si kembar yang tercengang.
"Lah kok dia pamit? Kita ditinggal nih?
Wah tuh aki-aki."