Klek!
Pintu kamar itu terbuka. Dean berdiri di
depan pintu dengan muka datar, terlihat
lebih rapi.
"Lo mau ngancurin dapur gue?" tanyanyanya
pelan dan masih serak.
Auriga suka tiba-tiba jadi lupa mau
ngomong apa kalau sudah melihat
ekspresi Dean. Semesta memang sejahat
itu.
"Makan dulu. Jangan kek perawan deh lo
Kak di kamar mulu."
"Bawel lo."
"Makanya makan. Kasian tau Kak Kenzo
udah bikinin lo makanan tapi gak lo
makan. Mubazir, atau lo mau masakan
gue?"
"Lo bikin telor ceplok aja gosong." Dean
akhirnya mau keluar dari kamar dan
duduk bareng di dapur buat makan.
Mereka ngikutin Dean, duduk nemanin
Dean makan dalam diam. Tidak banyak
yang bicara. Auriga menatap satu persatu
yang ada di sana, merasa aneh kalau
hanya diam-diaman.
"Jalan yuk Kak." Auriga buka suara,
tatapannya sangat santai. Benar-benar
suatu ajakan yang tidak mengandung
niatan apa-apa.
"Males."
"Belum mandi lo anjir Kak, bauukk."
Auriga ngeledek Dean, gak memberikan