Sekitar jam 9 malam, Jeffri mengetuk
kamar Kaureen pelan, menyuruhnya
untuk makan malam. Tapi tidak ada
jawaban. Dia juga sudah memanggil
berkali-kali tapi tidak jua mendapat
sahutan. Jeffri sebenarnya ragu untuk
membuka pintu itu, takut Kaureen
marah ataupun kesal sama dia. Tapi demi
mengecek apakah Kaureen baik-baik saja,
dia membuka pelan pintu kamar Kaureen.
"Kaureen, lo udah tidur? Sorry gue
masuk," ucap Jeffri saat masuk ke dalam.
Kamar itu gelap karena lampunya sudah
dimatiin.
Jeffri berdiri di samping kasur Kaureen,
di sana Kaureen tertidur pulas dengan
keringat dingin membasahi pelipisnya.
Dengan gerakan ragu-ragu, Jeffri
menempelkan punggung tangannya ke
dahi Kaureen. Panas. Bahkan sangat
panas.
Jadinya malam itu Jeffri diam-diam
mengompres kening Kaureen dengan
telaten. Tiap jam bolak balik masuk ke
dalam kamar untuk memeriksa apakah
suhu tubuh Kaureen sudah turun atau
belum.
"A Dean... A Dean..."
"A Dean..."
Jeffri mendengar jelas Kaureen