"Gue capek, rumah gue pergi." Dean
menatap Kenzo, tatapan penuh luka.
"Mulai sekarang jangan jadikan manusia
sebagai rumah. Lo sendiri yang bilang
kalau manusia itu gampang berubah,
manusia milik Allah sepenuhnya, bisa
pergi kapan saja. Lo masih punya diri lo,
diri lo sendiri yang akan menjadi rumah
untuk lo. Kita selalu ada buat lo Yan, lo
gak akan sendiri. Kita selalu ada buat lo.
Kita bakal bantu lo bangkit lagi." Kenzo
menarik Dean dalam pelukannya. Dean
butuh mereka, Dean butuh penyemangat,
Dean butuh harapan, Dean butuh rumah.
Tama dan Hanan memutar badan
mereka, menyembunyikan air mata
mereka yang turun begitu saja melihat
keterpurukannya Dean. Dan mereka akui,
mereka gak akan sanggup kalau berada di
posisi Dean.
Di depan pintu kamar, ada Auriga dan
Agharna yang terdiam menyaksikan
Kenzo menenangkan Dean. Mereka
terpaku di depan pintu. Dean, orang yang
dulu menyemangati dan menyelamatkan
mereka malah sekarang berada di titik
paling rendah.