"Kusut banget muka lo kek habis
ditinggalin pacar aja. Gak usah sok cool
gitu gaya lo." Gerald menepuk pundaknya
Jeffri.
"Gara-gara lo sih, gue jam segini biasanya
masih tidur. Mana gue belum mandi."
"Seorang Jeffri walaupun belum mandi, lo
udah ada di depan rektorat sekalipun bau
parfum lo masih aja kecium di sini anjir."
"Emang kayak lo bau."
"Setan, gue gini-gini wangi."
"Busuk lo."
"Bangsat."
"Kafe lo kapan buka lagi?" tanya Wito
yang ingat bisnis sohibnya yang baru
seumur jagung tapi tidak dilanjutin lagi.
"Gak tau, jual lagi aja apa ya?"
"Sebelum buka aja mati-matian sampe
gak tidur berhari-hari, giliran udah
launching malah mau lo jual lagi. Modal
buat buka gituan gak sedikit monyet."
Gerald menatap tak percaya sohibnya itu,
bisa-bisanya Jeffri dengan begitu gampang
mau melepaskan kafe yang dulunya dia
impi-impikan.
"Habis ga tau mau diapain lagi, gak ada
motivasi lagi gue."
"Fix ini mah bukan Jeffri, lo kemasukan