"Udah jangan dipikirin ya Ras. Inget lo lagi
ngandung ponakan gue." Kata Olin.
"Eh ada apa nih? Pake pelukan gini."
Tanya lelaki yang baru saja datang dengan
perempuan di sampingnya.
"Lana kamu gabung sama mereka aja ya.
Aku mau bantu yang lain di belakang."
Ucap Akvas.
"Okeyy." Lana mengacungkan jempolnya
pada Akvas. Dan Akvas pun pergi menuju
taman belakang.
"Hai kenalin gue Svetlana panggil aja
Lana."
"Gue Olin."
"Kalo lo?" Tanya Lana pada Fany yang
sibuk mengoleskan mentega.
"Gak usah kenalan sama gue. Gue najis
kenalan sama lo." Jawab Fany enteng.
Plak.
Laras memukul lengan Fany, "Eh Fany gak
boleh gitu. Cepet kenalan."
"Aw, iya-iya bunda. Nama gue Fany."
"Ada yang bisa gue bantu?"
"Seperti yang lo liat ini udah beres. Lagian
lo datang di saat semua pekerjaan udah
beres. Heran, perasaan Akvas jemput lo
dari jam lima sore kok datang jam tujuh."
Beo Fany yang membuat Lana tertohok.
Sepertinya baru datang Lana sudah kena
mental oleh Fany.