"Yaudah yuk." Akvas menarik tangan
Laras lembut.
"Yuk." Jawab Laras, ia mencoba tersenyum
lirih. Kenapa ia berharap lebih pada
Akvas. Lelaki itu sudah mau bertanggung
jawab pun ia harusnya sudah bersyukur.
Begitu masuk mobil Laras duduk di
jok samping kemudi lalu memalingkan
wajahnya ke arah jendela samping.
Sedangkan Akvas yang tidak
memperhatikan itu langsung menjalankan
mobilnya.
Sepanjang jalan Laras hanya melamun
sambil memandang ke luar jendela.
Pikirannya masih memikirkan bagaimana
hubungannya dengan Akvas kedepannya?
Ia sadar jika sekarang dirinya sudah
mencintai lelaki itu. Bahkan sudah cukup
lama. Tapi sepertinya tidak dengan Akvas.
Apa setelah anak ini lahir hubungan
rumah tangga mereka pun berakhir?
Selama ini Akvas memang baik padanya
dan juga perhatian. Tapi selama ini juga
Akvas belum pernah mengutarakan
perasaannya kepada Laras.
"Jangan ngelamun ntar kerasukan tau
rasa. Mikirin apa sih?" Ucap Akvas
tiba-tiba.