"Sakit ya? MAKANNYA JAUHIN AKVAS!" Teriak Fany dengan lantang.
"Maaf tapi aku gak bisa." Ucap Laras sedikit lirih karna menahan rasa sakit dan perih di kepalanya.
"Kenapa? Lo suka sama Akvas hah?!"
Laras terdiam begitu mendengar pertanyaan Akvas. Dia harus menjawab apa? pasalnya dia masih bingung dengan perasaannya ini.
"Jawab kenapa malah diem?!" Dengan berani nya Fany menampar pipi Laras.
"Inget baik-baik, kalo gue liat lo deket-deket sama Akvas, apalagi sampe pergi belaja kaya kemari. Gue gak akan segan-segan buat nyingkirin lo!"
Setelah itu Fany keluar dari toilet meninggalkan Laras yang sedang menahan tangisnya agar tidak tumpah, sambil memegang pipi kanan nya.
"Aku kira hari ini awal yang baik buat pernikahan kita." Ya mengingat kejadian tadi pagi saat saat diri nya membangunkan dan membuatkan sarapan untuk Akvas, ada rasa senang dalam hatinya. Dia bersyukur Akvas mau bertanggung jawab dan tidak meninggalkannya.