Disisi lain Irgi dan kedua sahabatnya sedang berkumpul di ruang Osis. Tidak ada siapapun di sana hanya mereka bertiga yang sedang berbincang.
"Gi lo yakin masih mau ngurusin si Agatha?" tanya Brama.
"Kenapa enggak?" ucap Irgi.
"Tapi Gi, lo liat sendiri kan lo aja udah kena tonjok gitu. Gimana kalau nasib lo kayak Ketos Adi Bakti," ucap Hitto.
"Dia cuma seorang perempuan masa gue mau nyerah gitu aja," ucap Irgi.
"Iya perempuan, perempuan kayak macan," ucap Brama.
"Udahlah Gi, Pak Dito juga bilang kalo lo gak sanggup nanganin si Agatha biar dia aja yang turun tangan."
"Gue punya alasan lain," lirih Irgi.
"Apa? Jangan-jangan lo suka sama si Agatha?"
"Bu-" Belum sempat Irgi menjawab, ada yang mengetuk pintu ruangan. Seorang gadis masuk dengan senyum di wajahnya.
"Kak gue nyariin lo kemana-mana eh lo di sini," ucap gadis itu.
"Ngapain nyariin gue?" tanya Irgi.
"Mau mastiin aja, pulang sekolah jadi kan?" tanya gadis itu.
"Jadi, nanti gue jemput ke kelas lo," ucap Irgi.
