Entah kenapa, cuaca saat itu mendung gelap. Semesta seakan ikut menangis mendengar Senja sakit. Tak lama kemudian, hujan turun begitu derasnya. Membasahi kedua manusia yang masih berhadapan untuk diam dengan pikirannya masing-masing.
"Ayo berteduh, nanti lo sakit," Rey menarik tangan Senja untuk mencari keteduhan. Tapi sayangnya, Senja menolak dan memeluk Rey erat. Di tengah derasnya hujan, Senja menangisĀ sejadi-jadinya dalam dekapan Rey. Begitu hangat dan menenangkan. Bagi Senja, Rey itu obat penenang yang ampuh.
"Biarin dulu Rey, gue masih butuh lo buat gue peluk kaya gini. Disaat semua orang nyakitin gue, termasuk Fajar. Tapi lo selalu ada buat gue. Gue minta jangan di lepas," Senja berkata begitu lirih tapi masih di dengar oleh Rey.
Cowok berjaket hitam itu membalas pelukan Senja dengan erat. Rey begitu takut kehilangan Senja, meski dirinya bukan siapa-siapa. Setidaknya saat Senja sedih, dia masih bisa menciptakan tawa. Karena kebahagiaan Senja adalah hal utama dalam hidupnya.
