Derajat hanya berdecih remeh, "Bukan anak orang miskin? Kamu emang gak liat dari segi ekonominya, kamu terlalu cinta. Hanya di butakan cinta. Kamu harus sadar, Senja itu cewek matre, dia pasti mau rebut harta kita."
Fajar melangkahkan kakinya satu langkah. "Saya memang cinta sama Senja dan saya tidak memandang dia dari segi apapun, termasuk ekonomi."
Usai mengatakan itu, Fajar langsung menaiki anak tangga dengan santainya. Cowok itu tidak menggubris sama sekali celotehan Derajat yang masih terdengar jelas di kedua telinganya.
Sebenarnya, Fajar sungguh muak dengan perkataan kedua orang tuanya. Baik Rinjani maupun Derajat, keduanya sama-sama gila harta. Semua yang berkaitan dengan keluarga, selalu saja di hubungkan dengan harta dan harta. Seperti isi otaknya hanya harta.