Meski lumpuh pada kakinya hanya sementara, tapi Panji tidak yakin jika putrinya itu bisa sembuh dengan cepat oleh peralatan yang kurang lengkap. Pria paruh baya itu harus memberikan yang terbaik. "Om sama Senja mau pamit pergi dulu ya, jam penerbangan sudah dekat," kata Panji.
Namun, ada sepasang tangan kekar yang mencengkram lengan Panji. "Sebentar om, ijinkan saya buat bicara sesuatu dulu sama Senja," cegah Fajar. Lalu di setujui oleh Panji.
Cowok bertubuh tinggi itu berjongkok di depan Senja untuk mensejajarkan tubuhnya dengan kursi roda yang ia duduki. Tangannya meraih tangan Senja lembut, "Semoga cepat sembuh, jaga diri baik-baik. Gue sayang sama lo," kata Fajar seadanya.
Walaupun hanya beberapa kata, tapi itu sudah berhasil membuat air mata Senja jatuh tanpa permisi. Perlahan ia menganggukkan kepala, "Makasih. Kamu juga, aku lebih sayang sama kamu. Jaga kesehatan ya," lirihnya.
Gadis itu menarik nafasnya, "Dan... jaga hati kamu juga," lanjutnya.