Pagi ini, Senja datang lebih awal. Ia berjalan cepat menuju perpustakaan untuk mengambil buku paket Matematika yang sempat tertinggal. Gadis itu tak mempedulikan penampilannya sekarang, ia hanya ingin segera sampai di perpustakaan. Sebab, hari ini adalah hari dimana dirinya dan Agam akan olimpiade tingkat Internasional.
"Astaga! Tinggal tiga puluh menit lagi gue olimpiade. Mampus nih kalo telat," gerutu Senja.
Sesampainya di perpustakaan, ia segera mengobrak-abrik rak buku tersebut. Keringat dingin bercampur panas sudah membasahi tubuhnya. "Nah! Akhirnya ketemu juga," ucapnya bahagia.
Usai mengambil buku dan merapikannya, Senja bergegas cepat menuju kelas untuk menjemput Agam. Jantungnya berdegub kencang ketika tergesa-gesa, rasanya sangat gelisah. Gadis itu menyusuri koridor sekolah sambil terus melihat jam tangan merah di pergelangan kirinya. Sampai-sampai ia tak sadar telah menabrak seseorang.
"Aw! Lo kalo jalan pake mata bisa gak sih?!" bentak gadis itu. Dia Mentari Alinke.