Setelah sampai di rumahnya, Senja segera turun dari motor Rey dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. "Makasih ya, mau mampir dulu?" tawar Senja.
Rey mengangguk pelan. "Boleh deh," balasnya.
Senja membuka pagar rumahnya dan mempersilahkan Rey masuk. Keduanya sedikit terlihat asing. Ya tentu saja, tidak sempat dekat dan akrab. Mungkin awal kenal mereka pada saat turnamen kemarin. "Bi, papa mana?" tanya Senja ketika bi Asih membukakan pintu utama.
"Ada di ruang makan Non, silahkan masuk," ucap bi Asih.
Senja mengangguk mengerti dan segera mengajak Rey menuju tempat makan. "Papa... udah dari tadi ya?" sapa Senja ramah.
"Enggak kok, ayo buruan makan," kata Panji sambil menolehkan pandangannya ke belakang Senja. "Ini siapa sayang? Pacar kamu?" tambah Panji.
Rey berjalan mendekati Panji dan mencium punggung tangannya. "Bukan om, saya temennya Senja. Tetangga sekolah kebetulan tadi lewat depan sekolahnya trus ketemu Senja," jelas Rey dengan sopan.