"Ck! Pegangan Senja. Gue mau ngebut, ini udah malem gak baik buat lo," perintah Rey sedikit sebal.
Dengan terpaksa, Senja menautkan kedua tangannya pada pinggang Rey. Menembus angin malam bersama orang asing adalah hal yang paling di takutkan oleh Senja. Tapi kali ini, Senja mencoba percaya pada Rey. Terlihat jika cowok ini berniat baik.
Sesampainya di rumah Senja. Rey membuka kaca helm nya dan menatap Senja intens. "Gue yakin lo pasti punya masalah kan sama Fajar?"
"Enggak Rey, lo mau mampir dulu?" tawar Senja.
"Gak perlu. Gue tau lo pasti butuh istirahat, jangan nangis lagi ya," ujar Rey sambil menghidupkan mesin motornya.
Larut malam setelah berdebat dengan kedua orang tuanya, Fajar menancap gas motornya menuju warkop mang Adi. Kebetulan, teman-temannya pun masih nongkrong disana. "Sini boss, kita joinan main kartu," ajak Bara dengan antusias.