Fajar memegang kaki Senja lembut. "Jangan di pegang! Sakit tau..." rengek Senja.
"Tau. Ini memar, lo harus pergi ke tukang urut," saran Fajar.
"Gak! Gue gak mau! Nanti kaki gue tambah sakit."
Senja berusaha berdiri dengan Fajar yang masih jongkok di bawahnya. Tak lama kemudian, kaki Senja terasa sakit kembali sehingga badannya terhuyung jatuh. Fajar dengan sigapĀ menopang tubuh Senja agar tidak sepenuhnya jatuh ke tanah, dengan tangan kanan yang berada di bawah kepala Senja dan tangan kiri yang memegang pinggang Senja kuat. Kedua mata mereka saling beradu tatap, membuat darah di tubuh mereka berdesir sempurna. Tubuh Senja terasa meremang dan panas dingin.
"Lo ceroboh banget sih! Udah di bilangin pergi ke tukang urut, malah sok-sok drama pake jatoh segala," maki Fajar dengan melepaskan tautannya.
"Maaf, gue gak sengaja," pinta Senja.
"Makannya jadi cewek jangan bebal! Nyusahin gue aja lo!" geram Fajar.