"Mia," Panggil cowok itu.
Tidak ada respon.
"Lo apa-apaan sih?"
"Sstt... Bentar." Bisik cewek itu.
"Tuh kan, bener. Gue bilang juga apa. Lo suka beneran sama Dara."
"L-lo ngomong apaan sih, Mi? Gak paham gue." Cowok itu terlihat kikuk.
"Halah, gak usah ngelak. Gue udah tau kali semuanya. Mau bukti?" Kata Mia.
"Nih buktinya." Cewek itu menempelkan tangannya pada dada sebelah kiri cowok tersebut.
Rio menyentil tangan cewek itu yang menempel di dadanya, "Tuh tangan bisa biasa aja gak? Gak pake acara nempel-nempel segala." Ketus Rio.
"Hati lo gak bisa dibohongin, Ri. Lo tuh sebenernya udah jatuh cinta sama Dara. Tuh lihat, baru dapet telfon dari dia aja, jantung lo udah jedup-jedup."
Seketika Rio mematung. Gak mematung sih sebenarnya, lebih tepatnya kikuk alias mati gaya. Cowok itu sekarang kehabisan kata-kata untuk mengelak.
"Sekarang jujur sama gue, lo suka sama Dara?"
Cowok itu perlahan mengangguk.
"Tuh kan, bener tebakan gue." Mia tersenyum penuh kemenangan.
