Jantung Zalina langsung berdebar lagi setelah mendengar ucapan terakhir Bian. Di usap-usap dadanya sendiri, berharap detakan jantungnya kembali normal.
"Bisa sakit jantung aku, kalau dia ngomong manis terus seperti itu," gumam Zalina, sendiri.
Usai mandi, sambil bertelanjang dada, Bian turun ke lantai bawah menuju ruang pakaiannya. Zalina langsung membuang pandangannya saat Bian melirik ke arahnya.
"Apa kamu merasa terganggu?" tanya Bian, yang melihat Zalina tiba-tiba menjadi kikuk setelah melihatnya.
"Kenapa nggak pakai jubah mandi sih, Pak?" tanya Zalina yang memang kikuk melihat Bian hanya memakai handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya. Padahal Zalina tahu jika Bian punya jubah mandi berlengan panjang yang bisa menutupi semua bagian tubuh.
"Sengaja. Biar kamu lihat, kan," kata Bian dengan santainya.
Zalina melirik ke arah Bian dengan tatapan jengkelnya. Tapi Bian hanya tersenyum, tidak peduli pada Zalina yang jengkel dibuatnya.