Kenzo melihat Skay yang berdebat di ujung jalan sana, sedari tadi ia memang mengikuti Skay sampai ke sini. Ia tetap diam ketika orang kota itu adu pendapat dengan Skay, ia memang menyuruh mereka untuk mengelola tanah ini yang ia beli dengan harga tak main-main. Ia membeli tanah itu dari mereka tentu dengan sebab tertentu.
Sekarang tanah itu milik warga sini, mana mungkin ia mengingkari janjinya dengan Skay. Ia sama sekali tak merasa rugi, uangnya sudah banyak dan ia tak bangkrut memberikan warga sini tanah secara cuma-cuma. Di sini juga ada Tije, dia menemani dirinya tanpa ia suruh. Alasannya sih simpel, katanya ia baru bangun dari tidur yang panjang itu.
"Kau sudah berdiri di sini setengah jam, apa tak ada niatan untuk kembali?" tanya Tije.
"Jika kau ingin pergi, pergi saja! Saya tak menyuruhmu untuk ke sini mengikuti saya!" sahut Kenzo tanpa melihat ke arah Tije.
"Apa kau menyesal telah memberikan surat tanah itu kepada Skay?" tanya Tije dengan mata memincing.
