Hening menusuk tajam hati ku, mengobrak-abrik pertahananku, rasanya begitu pahit. Tak tahu bagaimana harus menanggapi apa yang dikatakan Bi Minah, pendatang baru seperti ku tak punya pilihan lain selain tetap mengatup bibir rapat-rapat, sesakit atau sesesak apapun yang ku rasakan tak akan pernah setara dengan apa yang dialami langsung oleh Ryu ataupun Bi Minah saat itu.
Bi Minah kembali mengedarkan pandangannya kearah luar jendela. Membiarkan efek manis dari krim yang dimakannya bersama pie bekerja dengan perlahan, sebelum akhirnya dia kembali menceritakan kenangan pahit itu.