Kini Ryu sudah berada tepat didepan mataku, tak ada lagi alasan untuk menghindar. Benang kusut itu harus segera diurai jika tidak bisa maka akan ku putuskan dengan paksa. Tak ada lagi waktu untuk menunggu hingga Ryu siap. Jika dia tidak bisa berlari sekarang tidak apa-apa karena masih ada aku yang menggenggam tangannya dan memastikan genggaman tangan itu tidak akan lepas.
Setelah sampai dirumah aku langsung turun dari mobil sambil menarik tangan Ryu. Wajahnya semakin terlihat kebingungan tapi tak ada waktu bagiku untuk menjelaskannya sekarang karena ada hal yang lebih penting dari semua kebingungan yang ada dikepalanya sekarang ini.
"Duduk." Aku menghempaskan tubuh Ryu tepat diatas sofa.
"Tetap disitu jangan bergerak." Aku memberi peringatan kepada Ryu yang sudah mencoba untuk bangkit berdiri.
"Sunny kau kenapa?." Tanya Ryu dengan kedua alisnya yang hampir bertemu.