Ryu langsung membawa ku kekamar mandi. Dia menyiram luka ku dengan air mengalir. Kedua lutut ku terluka akibat kerikil bahkan masih ada serpihan kerikil yang menempel masuk di lutut ku tak hanya lutut telapak tangan ku juga ikut terluka dan perut ku sebelah kanan sedikit memar karena menahan berat badan ku saat terjatuh. Selama membersihkan luka ku Ryu masih tetap diam dia tidak mengeluarkan sepatah katapun. Tangis ku sudah berhenti sejak tadi walaupun aku harus tetap menahannya saat Ryu membersihkan luka ku dengan alkohol. Rasanya begitu perih tapi aku tidak boleh kembali menangis atau Ryu akan semakin kesal karena ku.
"Luka mu sudah bersih sekarang kau bersihkan diri mu setelah itu turun kebawah aku akan membalut luka mu." Suara Ryu terasa sangat dingin menusuk tajam ke hati ku.