Chereads / The Chapter / Chapter 14 - Ryu ( part 7 )

Chapter 14 - Ryu ( part 7 )

"Ryu..." Louis memanggil ku dengan penuh semangat.

Aku berusaha untuk mengabaikan Louis, karena jujur saja aku tak sanggup menampung energinya yang tak pernah habis.

Bahkan saat aku berusaha untuk mengabaikannya dia malah semakin menjadi-jadi, dan sekarang dia sudah merangkul tangan ku.

"bisakah sehari saja kau tidak berulah Loui?!" ucap ku setengah kesal.

"oh baiklah Ryu, maafkan aku" Louis dengan sigap melepas rangkulan tangannya dan tersenyum ramah kepada ku.

Melihat senyuman Louis membuat perasaan ku menjadi tidak enak, rasanya seperti akan terjadi sesuatu yang tidak baik.

Aku terus melanjutkan langkah menuju ruangan ku. Dan tanpa sadar Louis masih mengikuti ku dari belakang dengan senyum sumbringahnya, bahkan jika aku menoleh ke arahnya sekarang aku bisa melihat pantulan cahaya dari belakang kepalanya.

Aku tak bisa terus menerus mengabaikan pria menyebalkan ini, dia terus saja menatap ku dengan senyuman mengerikan itu.

"katakan" ucap ku singkat.

Tanpa perlu disuruh untuk kedua kalinya dia langsung berbicara secepat kilat dan sekarang matanya berubah menjadi berbinar-binar.

"kau tahu Louis anak himpunan seni ingin mengadakan acara talk show dan acara ini sangat penting untuk mereka jadi…." Seketika wajah Louis berubah menjadi anak anjing yang ingin di manja oleh majikannya.

Aku masih menunggu Louis untuk melanjutkan perkataannya. Aku menatap tajam Louis berharap dia segera melanjutkan perkataannya barusan, karena aku sudah tidak tahan dengan wajah memelasnya itu.

"jadi aku meminta mu untuk menjadi pembicara di acara mereka" Louis menebarkan senyumnya keseluruh ruangan ini.

Aku hanya bisa menghela napas panjang. Sudah ku duga dia akan membawa kesialan ini pada ku.

"tidak" tanpa harus berpikir dua kali aku langsung menolak permintaan Louis.

"ahh… ayolah Ryu. Sekali ini saja" Louis masih memelas.

Aku menutup telinga ku, karena aku tidak tahan mendengar Louis merengek terlebih dengan energinya yang tak tahu kapan akan habis.

Setelah 10 menit berlalu Louis masih saja terus merengek kepada ku. 10 menit hanyalah permulaan bahkan masih tergambar dengan jelas dalam ingatan ku Louis pernah merengek selama 1 jam tanpa henti kepada ku. Hasilnya sudah terlihat jelas aku selalu saja kalah dan akhirnya menyerah. Aku tak tahu kali ini dia akan melakukan apa, yang jelas hal itu akan sangat tidak menguntungkan ku.

"Sunny" Louis menyebut nama gadis itu dengan begitu ringan.

Seketika aku menoleh kearah Louis. Aku tak menyangka nama itu akan di sebut oleh Louis. Aku tahu ini hanya trik yang dibuat Louis agar aku menyetujui permintaannya. Tapi aku tak mengerti kenapa dia harus menyebut nama gadis itu.

"aku tahu kau akan menoleh setelah mendengar nama itu" Louis tertawa jahil.

"apa maksud mu Loui?"

"kau tahu anak itu memiliki rahasia yang tak banyak orang tahu, bahkan mungkin tak ada yang tahu selain dirinya"

Aku tahu tak seharusnya aku percaya begitu saja terhadap Louis. Dia bisa saja berbohong kepada ku. Tapi setiap kata yang keluar dari mulutnya terdengar penuh dengan kebenaran.

"aku tahu ini hanya bualan mu saja" ucap ku memastikan.

"haa…." Louis menghela napas panjang

"kau tahukan mencari tahu informasi tentang seseorang bukan hal sulit bagi ku, bahkan tanpa perlu mencoba, informasi itu akan datang pada ku dengan sendirinya" Louis bertingkah layaknya seorang detektif sekarang.

***

"kau terus berbelit-belit, langsung saja keintinya" aku menjadi sangat penasaran sekarang.

Mendengar desakan ku Louis malah tertawa terbahak-bahak seakan-akan aku mengucapkan seseuatu yang lucu.

"aku tak tahu kau ini polos atau memang bodoh, apa kau pikir aku akan memberitahu mu tanpa ada pertukaran keuntungan"

"aku akan memberitahu mu. Asalkan kau memenuhi permintaan ku barusan"

Entah mengapa Louis berubah menjadi semengesalkan ini sekarang.

"tidak. Aku tahu kau hanya main-main dengan ucapan mu barusan dan akan menjebak ku dengan trik licik mu"

"baiklah terserah kau. Aku tidak akan memaksa" Louis berubah sikap menjadi sangat santai, bahkan sekarang dia sudah beranjak bangun untuk meninggalkan ruangan ku.

Apakah ini termasuk dalam trik liciknya. Pria berbisa ini sangat menyebalkan.

Di satu sisi aku tak ingin memenuhi keinginan Louis, namun di sisi lain aku sangat ingin mengetahui rahasia anak itu. Entah mengapa semenjak aku mengakui perasaan ku, aku jadi semakin susah untuk lepas dari anak itu. Setiap hal yang berhubungan dengannya selalu saja berhasil membuat ku hilang akal.

"kau tidak akan berbohongkan?" untuk kesekian kalinya mulut ku tidak bisa bekerja sama.

Louis langsung berbalik arah dengan mata yang sudah berbinar-binar.

"kau tenang saja. Aku tidak akan pernah berbohong kepada mu" ucap Louis dengan penuh percaya diri.

"katakan"

"well.. anak yang bernama Sunny itu adalah seorang designer dan dia bukan sekedar designer biasa bahkan ada beberapa brand ternama yang ingin mengajaknya bekerja sama. Namun di tolak mentah-mentah oleh anak itu, aku tak tahu alasan pastinya yang jelas anak itu sepertinya tak ingin identitasnya diketahui oleh banyak orang dan tak selesai sampai disitu"

Tiba-tiba Louis berhenti berbicara. Dia sepertinya terlihat sangat menikmati pemandangan wajah ku yang terlihat sangat antusias.

Aku tahu saat ini dia sedang berusaha menahan tawa. Aku langsung merubah ekspresi ku dan sepertinya Louis menangkap maksud ku dan melanjutkan perkataannya.

"baiklah.. kau tak perlu harus seperti itu Ryu"

"anak itu menjual baju-bajunya di web ini dan kau tahu baju yang ku kenakan ini adalah buatannya"

Aku terkejut dan langsung menarik Louis kearah ku. Ku perhatikan lekat-lekat baju yang di gunakannya. Aku menarik kerah dari jas yang di gunakan Louis untuk memastikan bahwa dia tidak berbohong. Label jas itu bertuliskan "San".

"hey apa yang kau lakukan Ryu" ucap Louis memberontak.

Aku langsung melepaskan Louis.

"kau tahu Ryu kau bisa lebih dekat lagi dengan anak itu jika kau membuat baju di tempatnya. Nomor anak itu tertera di deskripsi tokonya" Louis sepertinya membaca raut wajah ku dengan begitu tepat.

"kau harus memenuhi janji mu Ryu" Louis mengingatkan ku tentang kesepakatan kami diawal.

Aku tak menjawab apa-apa dan hanya mengangguk. Louis pun langsung keluar dari ruangan ku.

"ahh apa yang ku pikirkan!"

Aku tidak akan pergi menemui anak itu. Jika aku pergi sepertinya aku akan hilang kendali.

***

"ahhh!!! Kenapa aku terus kepikiran?"

Bahkan setelah sampai dirumah aku masih saja kepikiran. Aku berusaha untuk menyingkirkan keinginan ku, bahkan setelah pulang bekerja aku masih berusaha untuk menyibukan diri. Aku membantu bi Minah memasak, mememani pak Yuma bermain catur bahkan aku melukis hingga 3 kanvas kali ini. Tetapi rasanya sia-sia saja dan ya aku berakhir dengan tidak bisa tidur. Padahal sekarang sudah jam 3 pagi dan mata ku masih sangat segar.

"apa aku lihat saja?" bisikan itu tiba-tiba terdengar di telinga ku.

Perasaan ku dilemma. Aku sulit untuk memutuskan apa yang harus ku lakukan.

Lalu tanpa sadar aku mengambil handphone ku dan membuka web site yang di berikan Louis kepada ku. Akhirnya aku kalah dalam peperangan ku sendiri.

Sejenak aku terpukau dengan baju-baju yang dibuat Sunny. Aku tak menyangka anak menyebalkan ini bisa sangat berbakat dalam membuat baju.

Aku terus mengulik-ngulik apa saja yang ada didalam took online Sunny. Sampai akhirnya aku menemukan nomor handphonenya tepat seperti yang di katakan Louis. Tepat seperti dugaan perang batin dalam diriku pun dimulai kembali.

"Sunny apa kau akan terus mengikat ku seperti ini?" aku menghempaskan kepala ku ke atas bantal.

Dan entah sejak kapan mata ku mulai mengantuk tubuh ku rasanya begitu lelah. Aku pun sudah tak sanggup untuk melanjutkan perang batin ini. Tubuh ku sudah kehabisan baterai.

"besok. Tunggu sampai besok" bisik ku pelan.

Lalu dalam hitungan detik aku sudah tertidur pulas.