Seolah matanya tersorot pada seseorang yang menatap nya, ia sungguh tak ingin mengatakan apa-apa lagi sekarang.
Adi masuk ke ruangan Kania. "Hentikan, ada apa ini! Jangan berbuat onar ini di Rumah Sakit," Adi membentak kedua laki-laki itu.
Damar menatap Adi, "kenapa kamu disini?" tanya Damar, matanya merah melihat keberadaan Adi.
Sebuah pukulan melesat di pipi Damar, Adi memukulnya sampai Damar tersentak kelantai, "aku membiarkan mu menikahinya, dia memilihmu walau aku terang-terangan mengatakan mencintainya, kenapa kamu melukainya!" Adi terjatuh, lututnya tertekuk menabrak lantai setelah mengatakan kata-kata itu, sebagai laki-laki saja, perasaannya sangat rapuh.
Damar menatap Adiknya itu dengan kaget, sebari memegang ujung bibirnya yang berdarah.