Gundah yang kian memenuhi jati mereka membuat seolah terdengar keluar suaranya.
Posisi nya sangat tidak mendukung sekali, karena ia harus bekerja lebih keras menahan perasaan nya itu.
Kedua orang itu juga bingung menata perasaan mereka masing-masing. Dan bahkan terbata-bata hanya untuk mengucapkan sebuah kata.
"Sorry Denzel, sorry," Sharon terbata-bata, tangannya ia letakan di dada Denzel dan berusaha bangun sendiri menyeimbangkan tubuhnya.
"Ya Kan, hati-hati, maaf tadi belum sempat di keringkan, makannya aku nyuruh Mbok Darmi keatas biar sekalian di pel in," jelas nya.
Mendengar ucapan Denzel membuat Sharon teringat ucapan nya di walking closet dan membuatnya segera berjalan keluar, dengan langkah lebih hati-hati karena basah yang dibuat Denzel.
Denzel kini meremas kepalanya. "Astaga, kenapa mulut gue gak bisa disiplin banget masalah begini," lirihnya sambil mengerang dan membanting kan tubuhnya keatas kasur, mirip seperti anak kecil yang sedang kesal.