Hari ini Smith turun lebih dulu dari kamarnya, ia selalu menemui Sofia lebih dulu sebelum berangkat bekerja.
Ia berbicara tanpa ada siapapun yang tahu apa yang mereka bicarakan.
Adeline mengantar suaminya ke depan rumah dan mengecup adalah rutinitas dia setiap hari sebelum lelaki itu meninggalkan rumahnya.
Sofia datang dari belakang Adeline, ketika dia berjalan ke belakang rumah.
"Apa yang ingin kamu cari?" pertanyaan itu keluar dari mulut Sofia.
Adeline merasa ini keterlaluan karena sudah hampir satu tahun tapi Sofia masih memanggilnya seenak hati, namun ia berlaku baik di depan Smith.
"Tidak ada,aku ingin berkeliling di rumah ini apakah boleh, haruskah aku meminta izin padamu untuk hal-hal sekecil ini padahal aku adalah istri Tuan Muda mu?" Adeline tampak sedikit kesal sekarang.
"Tentu saja, saya akan menemani Nona karena Tuan Smith menyuruh saya menjaga Nona" Sofia kini memperlakukan Adeline seperti seharusnya, dengan memanggilnya Nona.
Sofia berpikir apakah ini masih seperti pernikahan kontrak, ataukah Smith sepertinya menganggap ia akan kabur. Mereka kemudian berkeliling sembari berbincang, namun lebih pada saling bersaing.
Halaman belakang rumah itu terdapat pacuan kuda. "Sedari pulang dari kuliah kami berdua selalu berkuda disini?" ujar Sofia.
"Apakah kamu merasa mengenal Smith dengan baik?"
"Tentu saja kami bersama selama bertahun-tahun"
"Aku juga sangat iri sebenarnya mendengar pertemanan kalian, aku dan Smith berbicara sebelum kami tidur! Dia memelukku sembari menceritakan masa kecilnya.
Mendengar Adeline berbicara seperti itu membuatnya amat sangat lelah dan kesal menahan kecemburuan.
"Aku juga dengar bahwa dia se dari kecil tidak pernah keluar dari mansion ini"
"Apakah dia berbicara masa kecilnya padamu?" tanya sofia lagi.
"Iya! Dia tidak pernah keluar sedari kecil selain belajar. Temannya kuda-kuda ini."
Ah ternyata orang kaya juga belum tentu bebas bepergian dan bermain di masa kecilnya, pikir Adeline kemudian! Sementara sofia masih kesal karena seberapa dekat pun ia dengan Smith, lelaki itu belum pernah berbicara tentang masa kecilnya.
"Namun ia sedikit marah jika aku membahas orangtuanya"
"Seharusnya jangan pernah bahas itu!"
"Mengapa aku hanya ingin tahu ibunya saja" ujar Adeline.
"Ibunya meninggal ketika Tuan muda masih kecil dan Tuan besar menikah lagi dan memiliki anak dengan istri barunya."
"Tapi mereka tak tinggal bersama"
"Aku kira Tuan Muda tidak menjelaskan semuanya padamu"
"Ceritakan saja, kamu harus memberitahuku ini tugas yang aku berikan padamu"
" ini rumah baru! Tuan muda sendiri yang ingin membuat rumah ini ketika ia kecil.Setelah ia mengetahui Ayahnya menikah lagi dan membawa istri baru dan anaknya ke rumah, Tuan muda ingin tinggal di tempat yang berbeda, mungkin hal itulah yang membuat dia hanya bermain dengan kuda-kuda ini"
"Kamu memahaminya dengan akurat, aku rasa karena itulah kamu dipekerjakan di sini cukup lama"
Mendengar ucapan Adeline membuat Sofia sedikit tersindir. "Ada apa dengan pekerjaan ku?"
"Kamu lulusan universitas terbaik, mengapa kamu bekerja sebagai kepala pelayanan di sini?"
"Smith menginginkan aku di sini, jadi aku akan tetap di sini, kamu sendiri lulusan kedokteran mengapa kamu masih di rumah"
"Suamiku menyuruh ku tidak bekerja, dan aku hanya ingin menurutinya! Sementara itu kami juga ingin segera memiliki anak, aku akan menjalani program kehamilan secepatnya"
"Program kehamilan?" Sofia tampak terkejut.
"Yeah, Smith menginginkan nya"
Sofia sedikit ketakutan karena sesuatu, Sofia terlihat sangat bimbang.
"Saya harap Nona Adeline tidak membuat Tuan muda marah. Kita tidak tau apa yang akan di perbuatannya."
Mereka berkeliling cukup lama akhirnya memutuskan masuk kedalam rumah.
Jam menunjukan pukul 4 sore, Adeline sudah makan sendirian. Meja besar itu sangat terasa hampa karena ia melihat hamparan makanan. "Nona kenapa?" tanya Claire pelayanan pribadinya melihat nona muda sedih.
"Aku rindu Adik laki-laki ku" jawabnya.
"Nona harus sehat, agar tidak membuat tuan muda Jhon khawatir."
Adeline mengangguk, ucapan Claire sedikit memberikan nya ketenangan.
Jam terus melaju, gadis itu menatap rumah megah itu dari pojok ke pojok sungguh sangat sepi. Waktu menunjukkan pukul 9 malam, ia sampai tertidur di sofa ruang tamu saking bosan nya.
Smith pulang dari kantor. Begitu ia membuka pintu ia terkejut melihat istrinya tertidur di sana. Tanpa aba-aba ia menggendong gadis itu di pangkuan nya dan naik ke lantai dua. Ia lagi-lagi menggendong nya.
Smith hanya merebahkan tubuh gadis itu di ranjang, kemudian menutupi tubuhnya dengan bad cover yang senada dengan seprainya itu.
Smith memasuki kamar mandi, membersihkan diri dan berganti pakaian. Ia melihat Adeline yang tak berubah posisi, menandakan gadis itu benar-benar tertidur pulas.
Lelah badannya benar-benar tidak bisa ia tahan lagi, sakitnya sangat terasa sekujur tubuh.
Lelaki itu kemudian merebahkan diri di samping Adeline, ia terlelap begitu saja. Keduanya tidur tampak nyenyak.
Ditengah malam keduanya saling menggeliat, merubah posisi tidur mereka menjadi sangat dekat. Mereka menjadi saling berhadapan, kemudian menggeliat lagi dan Adeline yang menelungkup kan wajahnya di dada Smith! Kemudian Smith yang memeluk gadis itu.
Di pagi hari Smith terbangun lebih dulu, ia melirik ke arah dadanya yang memang terasa ada yang mengganjal. Ia melihat istrinya berada di pelukannya. Gadis itu tidur pulas sekali. Ia menyelipkan rambut yang menghalangi wajah gadis itu dan menyelipkan ke belakang telinganya.
"Dia manis juga!" Bibir Smith tiba-tiba mendarat di kening Adeline, sebuah kecupan yang entah datang dari mana itu membuat Smith terdiam sejenak.
"Apa yang aku lakukan?" lirihnya lagi, kini ia menatap langit-langit kamarnya.
Ia benar-benar kehilangan kesadaran saat mengecup kening Adeline tadi, itu terjadi begitu saja. Tiba-tiba Adeline melenguh, Smith yang tidak tau mau berbuat apa itu, ia akhirnya memejamkan matanya.
"Ah, kenapa aku disini bukanlah tadi malam aku tertidur di sofa" lirih Adeline.
Smith kemudian membuka matanya, seolah-olah dia lah yang terakhir bangun. "Kenapa bangun padahal masih pagi? "lirihnya dengan gaya baru bangun tidur.
" Sayang aku kemarin berbicara dengan Sofia, aku rasa dia menyukaimu "
"Jangan aneh-aneh dia hanya pegawai dan temanku dulu saat di kuliah"
"Benarkah, apakah kamu yakin tidak akan menyukainya"
"Aku tidak pernah menyukai siapapun"
"Termasuk aku?"
Smith terdiam, dan hanya menarik Adeline ke pelukannya.
"Sayang, mengapa aku tidak boleh ke ruangan dekat kamar para pelayan kit?"
Smith melonggarkan tangannya, "Apakah kamu kesana?"
Adeline menggeleng. "Tidak, kepala pelayanan yang sangat kamu percayai selalu menghalangi aku ketika aku ingin melihat ruangan itu"
"Jangan pernah ke sana lagi atau aku akan marah"
"Mengapa memangnya?"
"Di sana kotor, jadi biarkan di bersihkan dulu oleh Sofia"
"Jadi apakah kamu akan tetap marah padaku kalau aku masuk ke sana?"
Adeline malah menggoda suaminya, ia mulai menggelitik perut Smith. Namun tenaga Smith lebih kuat, ia lebih cepat membalas. Yang mengakibatkan mereka berakhir di balik selimut.
Suara teriakan Adeline juga sampai terdengar keluar kamarnya, yang membuat semua pelayan tertawa kecil! Tidak termasuk Sofia.