Chereads / Menikah dengan Mantan Pacar / Chapter 5 - Kekesalan Rafael

Chapter 5 - Kekesalan Rafael

"Sialan. Ternyata bukan cuma tidak menyimpan kontakku, dia juga memblokir semua akun sosial medianya dariku," gumam Rafael saat dirinya di dalam mobil bersama Zyent.

Rafael sejak tadi bukannya memeriksa berkas yang akan mereka rapatkan, justru sibuk memeriksa akun sosial media Olivia yang mana tidak bisa ia follow.

Semenjak kejadian menelpon Olivia, yang mana nomornya ternyata di hapus oleh Olivia, Rafael akhirnya kepo, apa akun sosial medianya juga di blokir oleh Olivia?

"Siapa?" tanya Zyent baru pertama kali melihat Rafael sekesal itu. "Kau di blokir Falencia?" tebaknya.

"Lebih bagus kalau jalang satu itu melakukannya," gumam Rafael.

Seandainya Falencia yang melakukan itu, sudah cukup lebih dari bagus menurut Rafael. Tapi ini, Olivia. Istrinya. Perempuan itu sudah sah menjadi istrinya. Tapi malah tetap memblokir akun sosial medianya.

"Terus siapa?" tanya Zyent penasaran.

Ia fokus menyetir, tapi juga kepo pada bos-nya ini yang menggumam tidak jelas entah mempermasalahkan apa.

"Aku harus buat akun baru sepertinya," gumam Rafael lagi.

"Apa sih? Kau bahas apa?" tanya Zyent yang penasaran, bingung dan kesal pada Rafael yang di tanya bukannya menjawab malah membuat topik pembicaraan baru.

"Ck! Kau jangan ikut-ikutan bicara," geram Rafael yang sebenarnya bukan geram pada Zyent, tapi pada sikap Olivia yang masih tidak mau melupakan masa lalu itu.

"Kalau kau tidak bicara aku tidak akan tanya, Pak Bos," balas Zyent malah tertular kesal dan geram.

Sementara itu Rafael tidak perduli dan sibuk membuat akun baru untuknya. Hanya agar, ia bisa memfollow semua akun sosial media Olivia, istrinya.

Untung saja Rafael atasannya. Kalau tidak, sudah Zyent jitak saking kesalnya.

Meski Zyent adalah bawahan, tapi secara bebas dia bisa memanggil Rafael dengan sebutan nama sekalipun. Karena memang hubungan mereka sejak dulu adalah sahabat. Hanya saja sekarang bertransformasi sebagai bos dan tangan kanan kepercayaannya.

****

Sementara itu, Olivia di sambut Tante Carina, yang sudah bertransformasi menjadi Mama Carina. Dan juga disambut Gina, yang sudah sah menjadi adik iparnya.

Seharusnya, sejak kegagalan pernikahan yang di perbaiki secara dadakan itu, ada kesedihan di rumah ini.

Akan tetapi tidak. Mereka sama sekali tidak sedih. Justru ada perayaan kecil di rumah ini menyambut kepulangan Rafael dan Olivia.

"Rafael masih ada pekerjaan, Ma," ujar Olivia yang membiasakan memanggil Tante Carina, dengan sebutan Mama.

"Mama tau kok. Ada sedikit pekerjaan. Paling sebentar lagi dia pulang. Kita kebelakang yuk. Mama buatkan kamu makanan loh tuh. Masih ingat nama makanan kesukaan kamu."

Mama Carina dengan antusias mengajak Olivia dan juga Gina makan-makan di beranda belakang. Tepatnya pada gazebo kecil yang tampak nyaman sekali untuk bersantai.

Di samping kolam berenang biru yang begitu segar di pandang.

Sudah ada banyak makanan tersaji di sana. Dan Olivia tersenyum lebar melihat makanan yang tersaji. Jadilah mereka mengobrol santai sambil makan-makan.

****

Rafael lagi-lagi menelpon Olivia. Sampai dua panggilan, baru tersambung.

"Siapa?"

Pertanyaan yang lagi-lagi membuat geram dalam diri Rafael menguar. Rafael memejamkan mata sambil menekan rahangnya kesal. Untuk kedua kalinya ia menelpon Olivia. Gadis itu benar-benar tidak menyimpan nomornya.

"Rafael Arseno. Bisakah kau menyimpan kontakku agar kau tidak terus bertanya saat aku menghubungimu?" geram Rafael.

"Tidak."

Jawaban singkat yang berhasil membuat Rafael naik darah. Ia melihat layar ponselnya dan menempelkannya lagi ke telinga.

"Aku mau pulang. Kau mau kubawakan apa?" tanya Rafael melupakan kegeramannya.

"Apanya?" tanya Olivia balik.

Benar-benar menguji kesabaran Rafael untuk tidak membanting ponselnya saking ia kesal karena sikap Olivia yang masih menunjukkan kalau mereka ini mantan kekasih. Padahal, saat ini secara resmi mereka adalah suami istri.

"Aku akan pulang. Kau mau kubawakan apa saat aku pulang?" tanya Rafael lagi mencoba untuk bersabar menghadapi sikap Olivia.

"Tidak usah."

Rafael mengendus kesal sesaat menjauhkan ponselnya. Ia mematikan ponsel sepihak lalu naik mobil menuju rumah.

Rasa kesalnya benar-benar membuncah. Ayolah, saat ini ia berusaha menjadi suami yang baik dan perhatian. Tapi Olivia tidak mau bekerja sama dengan baik, hingga membuat usahanya ini sia-sia.

Apa semarah itu Olivia padanya sampai-sampai tidak bisa melupakan hal yang sudah 5 tahunan lebih terjadi itu. Dirinya saja sudah melupakan segala hal tentang masa lalu itu. Apa mereka tidak bisa menjadi pasangan dengan pemikiran baru?

Anggap saja mereka adalah pasangan yang baru mengenal dan di jodohkan lalu menerima perjodohan itu dengan baik. Hidup bahagia menjalani bahtera rumah tangga.

Namun tampaknya jalan cerita kehidupan pernikahan mereka bukan seperti itu. Justru, jalan pernikahan ini rumit karena mereka pernah saling memiliki dulu, tapi kandas oleh hal yang sangat sulit Olivia maafkan.

Ujian berat bagi Rafael untuk memenangkan hati Olivia-nya kembali, agar mereka bisa melalui pernikahan ini dengan baik.

****

Seusai menerima telpon dari Rafael lagi, Olivia meletakkan ponselnya sambil memasang bibir cemberut.

Olivia kembali mengindahkan peringatan Rafael untuk menyimpan kontak pria itu. Bagi Olivia, kontak Rafael tidak boleh ada dalam ponselnya. Ia tak akan biarkan itu.

Ia merebahkan tubuhnya yang baru saja bisa berbaring setelah beberapa menit yang lalu menghabiskan waktu bersama Tante Olivia dan Gina.

Oh tidak, dengan mama mertuanya, dan adik iparnya. Tak lupa mamanya juga datang tadi. Mereka mengobrol banyak dan tampaknya kesehatan mama mertua Olivia ini menjadi membaik.

Tidak ada yang cacat dalam hubungan mereka, tampak di mata keluarga. Tidak ada sambutan canggung, justru sambutan hangat penuh suka cita. Seolah Ini semua sudah di rencana begitu. Seolah memang Rafael dan dirinya menikah. Tidak ada wajah sedih antara Mama Carina dan Gina. Justru mereka tampak sangat ceria dan bahagia.

Sampai saat ini, Olivia belum mengerti kehidupan rumah tangga mereka ini akan berjalan sampai mana dan akan berakhir bagaimana.

Olivia tentu tidak mau menjalani pernikahan ini seumur hidup. Ia ingin bebas dan menikah dengan pria yang ia cintai. Dan untuk itu mereka harus bercerai dengan sebaik mungkin.

Mereka harus bicara serius malam ini. Harus.

Semua konflik ini akan selesai. Olivia yakin itu. lagi pula, setidaknya keluarga Arseno tidak akan menanggung malu. Mereka sudah berhasil menikahkan Rafael, dan di sini, mereka bisa bercerai secara baik-baik.

Olivia memijat kepalanya. Ia benar-benar melupakan masalah yang beberapa waktu ini di hadapinya. Saat ia menyiapkan penikahan Rafael beberapa waktu, saat itu juga hubungan dirinya dan Gibran menjadi renggang. Ada hal, yang membuat Gibran tampak sangat marah padanya.

Dan kenyataan dirinya menikah, pasti akan membuat Gibran semakin marah. Hubungan ini, sepertinya tidak bisa di perbaiki lagi.

Bersambung....