"Aku pulang ya. Jika ada sesuatu terjadi segera hubungi aku." Evelyn mulai berjalan dan menepuk pundak Marcus singkat sambil menggumamkan kata terimakasih.
Setelah Evelyn pergi, aku dan Marcus berdiri dalam keheningan yang mencekam. Aku tak tau apa yang harus kukatakan.
Sudut mataku menangkap pergerakan Marcus yang sedang menelpon seseorang.
"Kirimkan beberapa orang ke Wonderful Cafe dan juga beberapa kursi kemari." Dia benar-benar melakukan itu. Aku menatap Marcus yang sudah selesai menelpon dan memasukkan ponselnya ke saku celana.
"Aku sudah menyuruh orang untuk datang kemari." Setelah mengucapkan itu dia terdiam dan menatapku lekat sebelum berbalik dan berjalan. Apa dia hendak pergi?
Aku dengan cepat menahan lengannya. Dia berbalik dengan kening yang berkerut bingung.
"Apa lagi?" Nada suaranya kembali ketus. Aku tak memperdulikannya. Mataku hanya tertuju pada bibirnya. Sudut bibirnya terluka.