"Kenapa kau di sini?" Aku ingat pria itu berkata tak akan pulang dan pastinya dia pergi untuk bersenang-senang mencari hiburan malam.
"Eh? Maksudmu?" Aku menghembuskan napas panjang.
"Kau bilang tak akan pulang malam ini, jadi mengapa kau ada di sini?"
"Karena mati lampu." Aku mendongak dan menatap wajah Marcus lekat. Aku terdiam menanti kelanjutan perkataannya.
"Karena club malam yang kudatangi mengalami mati lampu."
Aku mengerutkan keningku. Dia pulang karena club malam mati lampu. Yang benar saja? Club malam tak akan tutup sebelum pagi menjelang.
"Mereka pasti punya jenset, club malam pasti akan tetap bersinar terang dan tak akan tutup walau kini tengah mati lampu."
"Iya, tapi ..." tangan Marcus terulur menyentuh pipi kiriku.