"Menurutmu apa? Tentu saja, aku di sini untuk merawatmu."
"Aku tak butuh bantuanmu. Aku hanya perlu beristirahat."
Aku menghela napas panjang. Susah memang menghadapi singa satu ini.
"Jika kau bukan anak Andrew dan calon anak tiriku, aku juga tak mau repot-repot mengurusimu. Jadi cepat makan bubur ini." Tanganku sudah mengambil mangkuk berisi bubur yang tadi aku masak saat dokter Rio memeriksa Marcus.
@
"Aku tak lapar. Kau pergilah."
Selalu saja menyebalkan. Bahkan dalam keadaan sakit seperti ini, dia masih saja bersikap seperti itu.
"Berhenti bersikap menyebalkan. Kau itu sedang sakit, jadi dengarkan perkataanku kali ini."
"Sekarang ayo buka mulutmu." Tanganku menyodorkan sendok berisi bubur ke arah Marcus.
"Aku bisa ma—"
Dengan cepat aku mememasukkan makanan ke dalam mulut Marcus. Matanya mendelik tajam ke arahku. Dan aku berpura-pura tak melihatnya. Lalu kembali menyuapi bubur ke arah Marcus. Kini dia hanya diam tanpa protes.