Amukan dan kemarahan Jonathan limpahkan padaku. Dia berteriak marah karena aku sudah tak perawan. Dia menyiksaku. Mencambukku berulang kali dengan ikat pinggangnya. Jonathan benar-benar marah karena hanya mendapatkan sedikit uang dariku. Dia mengamuk terus menerus. Tak mempedulikan tubuhku yang sudah penuh oleh luka dan melepuh akibat cambukkan panas dari ikat pinggangnya.
Aku pikir saat itulah kematianku. Tapi ternyata Tuhan masih ingin mengujiku. Di batas akhir kesadaranku Jonathan berhenti. Dia pergi begitu saja meninggalkanku yang telanjang penuh dengan darah dan luka. Pria itu sama sekali tak berniat membawaku ke rumah sakit. Tubuhku demam tinggi saat matahari terbit keesokan harinya. Dan ketika aku sadar aku sudah berada di sebuah klinik kecil. Pandanganku kosong.
Mengapa hidupku hancur seperti ini? Apa kesalahanku hingga takdir begitu buruk? Siapa yang harus aku salahkan? Ibu yang sudah melahirkanku? Ayah yang tak bermoral? Atau kekasih yang hanya menginginkan tubuhku?