Di Grup Kaisar.
Setibanya di kantor, Petra langsung mengadakan beberapa rapat sekaligus. Dalam setiap rapat, para eksekutif perusahaan terkena semprot olehnya.
Ketegangan di seisi perusahaan terasa semakin menekan, dan semua pegawai pun bekerja dengan seserius mungkin karena takut jika mereka tidak memperhatikan sesuatu, amarah akan dilayangkan pada mereka.
Petra berdiri di depan jendela ruangannya, sebatang rokok dibiarkan menyala di sela-sela jarinya, asapnya meliuk naik. Kesan tegas di wajahnya lenyap tak bersisa, tersembunyi di balik asap.
Ponselnya bergetar kuat di atas meja seperti mesin pemotong rumput yang dijalankan, bukan di atas rumput, melainkan di dalam hatinya.
Bibir Petra yang memang tipis kini terkatup membentuk garis lurus. Dia membalikkan tubuhnya. Diliriknya ponsel di atas meja sebelum berjalan mendekat untuk mengambilnya sembari mematikan rokoknya di asbak.
Setelah melihat peneleponnya, Petra mengangkatnya. "Nenek."