Albert dan Lainnya langsung maju. Albert langsung melayangkan tinjunya yang sangat cepat. Namun kloning Tana langsung menarik tangan Albert dan melemparnya ke pohon
"Tuan Albert-" salah satu Kloning Tana menusuk perut Cesli dan memukul wajah Cesli sangat keras hingga terpental
"Cesli-" Grand Konduktor langsung menendang Arthur hingga terpental
"Anjing bayang-" salah satu Kloning Tana menendang wajah Arthur. Arthur berbaring kesakitan
"Jadi cuma segini?"
"Kurang ajar! Cesli!" pakaian Cesli berubah menjadi zirah
"Bergeraklah seperti alunan melodi!" Cesli mengeluarkan pedangnya dan lukanya langsung tertutup
Cesli dengan kecepatannya mampu berada tepat di belakang Grand Konduktor. Kloning Tana yang mengetahui itu, reflek menangkis seranganya. Kedua Kloning Tana beradu pedang dan kecepatan dengan Cesli. Dimana Cesli sementara terlihat lebih unggul. Namun Grand Konduktor mengeluarkan sebuah alat yang dipakai untuk dirijen atau Konduktor. Dan saat itulah Cesli mulai terpojok. Dimana dia selalu terkena tebasan Kloningan Tana. Dan juga terkena pukulan dari Kloning Tana. Cesli semakin melemah. Auranya semakin berkurang. Albert yang melihat hal itu langsung menyuruh Cesli untuk mundur. Namun Cesli tidak bisa mundur dari serangan Kloning Tana. Albert mau tak mau harus menyerang Grand Konduktor. Albert berlari menuju Grand Konduktor dan berniat menyerangnya. Namun Kloning Tana langsung menendang kepala Albert dari atas. Albert terpental cukup jauh. Cesli tidak bisa lagi bangun dari pingsannya
"Mudah sekali mengalahkan 3 bocah ini" ucap Grand Konduktor dengan mencekik Cesli dan berniat membunuhnya
"Aku akan membunuhmu-" tiba tiba ledakan besar terjadi. Dimana segel yang mengurung Zedou hancur berkeping keping
"Kau menyakiti murid muridku?"
"Mereka bukan muridmu. Lagipula kau juga tidak bisa melindungi mereka kan?" jawab Grand Konduktor
"Kau tidak pantas untuk hidup. Zedou" Zedou terlihat tidak menunjukan ekspresi sama sekali
"Akan kubuat kau menarik kata katamu" Zedou langsung berteleportasi tepat di belakang Grand Konduktor dan langsung melemparnya. Kloning Tana yang mengetahui itu langsung menyerang Zedou. Walaupun Zedou terlihat lebih lemah daripada Kloning Tana. Namun Zedou yang saat ini bukanlah Zedou. Tapi yang terkuat. Zedou mengeluarkan sihir ledakannya dan membuat Kloning Tana terpental
"Dia sangat kuat. Namun dia tidak mungkin bertahan lama"
"Tidak mungkin? aku bisa bertahan hingga seluruh debu hilang" ucapnya dengan melepas jaketnya. Terlihat perutnya dan badannya yang kekar
"Mari kita mulai penghabisan darahnya!" teriak Zedou dengan senyuman kesal
2 Kloning Tana langsung berlari menuju Zedou dan berniat menebas Zedou. Namun justru mereka yang terpental. Zedou tertawa dengan melihat ke atas langit. Tubuh Zedou dipenuhi darah karena dia menggunakan sihir yang Zedou buat sendiri saat di dalam segel. Yaitu sihir "Pembalikan" Zedou terus tertawa dan tertawa. Grand Konduktor yang mengetahui itu merasa kesal
"Tana. Ayo kita pergi!" teriak Grand Konduktor dengan kesal
"Pergi? setelah kau menyakiti muridku, kau ingin pergi tanpa luka parah?" Zedou yang tadinya tertawa kini menunjukan ekspresi marahnya. Dia langsung menuju ke arah Grand Konduktor yang sedang membungkuk kesakitan. Zedou langsung menendang ubun ubun Grand Konduktor
"Grrgghh. Zedou sialan!"
"Akan kubunuh kau!" Zedou menekan kepala Grand Konduktor dengan kaki Zedou.
"Tana" Kloning Tana langsung menyelamatkan Grand Konduktor dan berlari melewati pohon pohon yang tinggi
"Oh tidak semudah itu!" ucap Zedou dengan mengarahkan tangannya ke jalur mereka kabur
"Black Shot!" betapa kuatnya sihir yang dikeluarkan Zedou. Pohon pohon yang dilalui sihir Zedou, Terbakar habis. Sihir itu berhasil mengenai Klonging Tana dan juga terkena Grand Konduktor. Wajahnya hilang separuh karena terkena sihir itu.
Terlihat Zedou yang kelelahan. Dia pun berbaring di tengah jalanan itu dan menatap langit.
"Pak Zedou!" teriak Albert dengan membawa Cesli di punggungnya
"Ouh halo Albert" ucap Zedou dengan menolehnya "Dimana Arthur?"
"Dia sedang meregenerasikan tanganya yang terluka"
"Ouh begitu. Baiklah aku akan memindahkan Yita kesini lagi" Yita yang sedang makan diteleportasikan oleh Zedou. Yita terkejut dan membuat wajah Yita memerah
"Huaaa!!!!" Yita reflek melemparkan gelasnya ke arah Albert dan dihadang oleh Zedou
"Hehe. Kamu bisa setenang itu ya?"
"Hmmm"
"Pak Zedou. Kau sebenarnya itu apa?" tanya Albert dengan kebingungan karena Zedou sangat kuat
"Aku adalah manusia"
"Dulu saat dunia sihir yang sedang kacau karena saling adu kekuatan mereka. Pak Zedou terlahir sebagai penyeimbang sihir didunia ini. Mereka saling bekerja sama untuk mengalahkan Pak Zedou. Jadi singkatnya. Pak Zedou adalah penyeimbang sihir didunia ini" ucap Arthur dengan menghampiri mereka
Zedou terlihat sedang memikirkan sesuatu

"Pak Zedou?" tanya Cesli yang tersadar dari pingsannya
Zedou yang tadinya melamun, mulai tersadar
"Ayo kita lanjutkan perjalanan kita"
"Lalu bagaimana dengan meja makan yang Pak Zedou teleportasikan?" Tanya Arthur
"Hancurkan saja untuk membikin api unggun"
Di tengah hujan lebat, mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju negri Sakura itu. Dimana terlihat Arthur dan Cesli yang saling mengobrol. Namun wajah Cesli sangat datar saat mengobrol, Tidak, wajah Cesli selalu datar. Dan juga diperlihatkan Albert yang tertidur, dan juga diperlihatkan Zedou yang sedang melihat keluar jendela
"Yita. Apakah orang tuamu akan tahu jika kamu pergi ke Jepang?" Yita tersenyum mendengar pertanyaan Zedou
"Kebetulan mereka sedang menjalankan tugasnya di Jepang. Mungkin kita bisa bekerja sama" jelas Yita dengan bahagia
"Hmh. Kamu benar" Zedou juga ikut tersenyum
"Apa itu waffle" ucap Cesli dengan keras dan ekspresi datarnya
"Oooh waffle itu seperti, apa yah? hmm pokoknya sangat lezat deehhh. Jika kita bisa menemukan mall di perjalanan kita, ayo kita mampir" ucap Zedou dengan ceria
"Aku setuju" ucap Arthur dengan antusias
"Baiklah sudah ditentukan"
"Aku tidak ikut" semua yang didalam mobil terkejut dan penasaran tentang apa yang Albert ucapkan
"Bukanya dengan memakan waffle bisa mengingatkanmu dengan Yulia?" tanya Yita dengan tersenyum
"Diam! aku. Aku hanya ingin musik kembali"
"Hueeee. Jual mahal tuuuh" ledek Yita
"Berisik"
"Apakah kamu sudah mengikhlaskan kepergian Yulia?" tanya Zedou tanpa ragu
"Dia berniat melindungi Albert dengan nyawanya. Aku sangat- sangat bangga padanya" jawab Yita dengan terisak isak
"Ouh begitu"
Tib tiba mobil Yita diberhentikan oleh Yita sendiri. Yita mereflek memeluk Zedou dengan menangis
"Apakah?! Apakah Yulia akan kembali?! tolong hidupkan Yulia! Kumohon" teriak Yita dengan menangis. Spontan semua orang yang didalam mobil terkejut
"Aku tidak bisa menghidupkannya. Inilah takdir. Terkadang... Mengikhlaskan lebih sakit daripada memiliki"
Yita semakin menangis mendengar jawaban Zedou. Zedou mengusap-usap punggung Yita dan menenangkannya. Arthur yang melihat Yita menangis merasa kasihan. Albert dengan wajah kasihannya melihat Yita. Cesli dengan wajah Penasarannya seolah dia bertanya tanya
"Anou..." Semua orang dimobil menoleh ke arah Cesli "Siapa sebenarnya Yulia?" tanya Cesli dengan wajah datarnya
Yita melanjutkan perjalanan dan mengusap air matanya
"Dia adalah-" tiba tiba Yita menghentikan mobil dengan mendadak semua orang yang didalam mobil khawatir dan terkejut. pada Yita.
"Ada apa?" tanya Albert
"Ada anak kecil sedang pingsan di tengah jalan. Kita harus memulihkannya" ucap Yita
Mereka pun mengambil anak kecil itu dan membawanya ke dalam mobil. Hujan yang turun semakin deras. Yita dan yang lainnya melanjutkan perjalanannya dengan membawa anak itu di pangkuan Cesli
"Apakah dia baik baik saja?" tanya Zedou
"Dia menerima banyak luka tembak di badannya. Dan luka sayatan di lengannya" jawab Arthur dengan menyembuhkan luka anak itu
"Ini ulah Grand Konduktor kan?" tanya Cesli dengan wajah datarnya
"Kemungkinan, iya"
"Rambut anak ini sangat halus. Dadanya juga sudah tumbuh dengan baik" ucap Cesli dengan wajah polos seperti biasanya
"Oi. Kenapa bahas itu?" tanya Albert dengan kesal
"Bagi seorang perempuan, dada adalah hal penting yang berada di tubuhnya. Iya kan?"
"Aku tidak peduli. Aku hanya ingin memainkan Piano dan cepat cepat tiba di Jepang"
Sayup Sayup mata Anak kecil itu terbuka. Dia melihat Cesli dengan tatapan kosongnya. Dia tersadar bahwa dirinya telah diculik
"Hueeehhh?!!!! aku diculikk!!!" teriak dia dengan merengek
"Tolong aku!" "Tolong Aku!" "Tolong aku!"
Teriak nya dengan memukul mukul lengan Albert
"Pak Zedou. Bolehkah aku melemparnya keluar jendela?" ucap Cesli dengab wajah tanpa rasa bersalah
"Hmmm. Baiklah lempar saja" Tak lama kemudian, Cesli mencekik anak itu dan diarahkan keluar jendela. Hanya untuk meledeknya
"Nah sekarang kamu bisa kabur nak" ucap Zedou dengan tersenyum
"Hueh?! bawa aku masuk kembali!" "Tolong!!"
Dia sangat berisik sekali. Aku bahkan sampai tidak bisa mendengar suara piano yang sering terngiang di kepalaku. Pikir Albert dengan menatap sinis kearah anak kecil itu
"Jadi. Siapa kamu?" tanya Zedou dengan melihat ke arah anak itu