"Nan, lo pernah ceritain tentang gue ke temen-temen lo nggak?" tanya Rain saat sedang membereskan tas nya, UN hari ini sudah berakhir. Iya, mereka tinggal menunggu hasil dan kelulusannya tiba.
"Hah? Nggak, emang kenapa?" tanya nya balik.
"Masa tadi Naren bilang gini, Rain Christiani Laurence, boleh gue panggil Lau?" jawab Rain dengan nada yang meniru nada bicara Naren tadi.
Hanan tergelak, "Hahahaha kocak anjir, gue nggak pernah nyebutin nama lengkap lo di depan mereka, loh, Ren."
Rain berdeham, "Yaudah deh, siapa tau dia pernah liat absen."
"Nggak tau sih, bareng ayo". Ajaknya.
"Emang mau nebeng sih hehe." Jawab Rain dengan cengiran khasnya.
Hanan mendengus, "Ayo gece."
Mereka berdua keluar kelas menuju parkiran motor, diarah yang berlawan ada gerombolan teman Hanan yang sedang berjalan.
"Widih, mau kemana nih?" tanya Zole.
"Balik lah, emang lo yang budak sekolah." Jawab Hanan.
"Yehh, sialan lo, Bang."
"Kak, nanti gue ke rumah Jole dulu ya. Mau ada kerja kelompok." Kata Aji kepada kakaknya.
"Iya, lebih dari jam 8 pagar gue gembok ya, lo panjat aja." Jawab Rain.
Dari kejauhan, Rain melihat Joanna melambaikan tangan kanannya kepadanya dengan semangat, sementara tangan kirinya menarik Nesryl yang terlihat pasrah.
"Bestieee ayo balik, kita ke gramed dulu tapi." Ucap Joanna saat sampai di hadapan Rain.
"Heh! Nggak ada ya, Ren udah gue booking." Jawab Hanan kemudian merangkul Rain, bermaksud agar gadis itu tidak kabur.
Nesryl melotot, "Anjing, bahasa lo jelek banget!" dan dijawab kekehan oleh Hanan.
Joanna mendelik, "Dih! Udah sih, Ren. Bareng kita aja, nanti Eril mau traktir soalnya."
"Heh, mana ada gue bilang gitu!" sergah Nesryl.
Mata Rain langsung berbinar ketika mendengar kata traktiran, "WAH, AYO DAH. ANJIR, ERIL LAKU JUGA AKHIRNYA." Sembari menepuk kepala sepupunya dengan bangga.
"NAH, IYA KAN. MAKSUD GUE JUGA ITU. AYO LAH CABUT." Ucap Joanna, lalu mereka berjalan menuju parkiran mobil Joanna dengan tangan yang saling menggandeng.
Nesryl mengeluarkan dompet lalu melihatnya, "Semangat, Ryl. Abis ini kita makan mie lagi." Ucapnya pasrah, matanya melihat kedua sahabatnya yang tengah melangkah riang.
"Duluan ya." Pamitnya kepada teman-teman Hanan yang sedari tadi menatap mereka, lalu mengangguk guna menjawab pamit Nesryl.
"Cie, yang ditinggal." Ucap Rentu dengan senyuman mengejek Hanan.
Yang diejek hanya merotasikan kedua bola matanya malas, "Nggak jelas."
Aji mengalihkan pandangannya kepada kakak kelas di samping kirinya, "Lah, Bang. Senyum-senyum sendiri? Gila, kah?"
Semua pasang mata menatap Naren, lelaki itu langsung melunturkan senyumnya. "Apaan, sih?" lalu pergi mendahului mereka semua, kakinya melangkah ke parkiran tempat mobilnya terparkir.
Zole menggelengkan kepalanya, "Aneh bener, lagi jatuh cinta kali. Ayo, ke basecamp, kan?"
Jevano mengangguk, berjalan menyusul Naren. Mereka akhirnya ke parkiran, untuk mengambil kendaraannya masing-masing. Hanan berjalan paling belakang, ia berpikir sejenak, Masa iya Naren suka sama Rain?
Aji yang teringat sesuatu langsung menghentikan langkahnya, "Eh, bentar. Tadi gue izin ke kakak kan mau kerja kelompok, takut diomelin, ah."
Mereka juga menghentikan langkahnya, Udah nggak apa-apa, nanti gue yang bilang ke Ren. Yang dijawab oleh Aji dengan acungan jempol kanannya, lalu mereka kembali berjalan ke parkiran.
--
"Ryl, lo beneran laku?" tanya Rain tiba-tiba ke Nesryl yang duduk di kursi penumpang.
Nesryl mendengus malas, "Gue bukan barang!"
Rain menunjukkan cengiran khasnya, "Hehe, maksud gue, lo udah jadian?" ralatnya, dan hanya dijawab anggukan oleh Nesryl.
"Buruan cerita, anjir." Kata Rain.
Nesryl menoleh sekilas, "Kepo." Dengan sangat menyebalkan.
"Monyet!" umpat Rain.
"Joan, lo tau?" tanya nya kembali kepada Joanna yang sedang menyetir.
Perempuan itu mengangguk, "Tau dong, keren kan gue." Ucapnya bangga.
"Diceritain?"
"Iya."
"Sama?"
"Eril."
Rain menatap takjub kepada dua orang itu, "Wah, bener-bener monyet ya." Lalu Nesryl dan Joanna tertawa keras.
"Ih, ceritain, kek. Masa gue disini kayak kambing ompong, nggak tau apa-apa!" rengek Rain.
"Yaudah, Joan aja yang ceritain." Final Nesryl.
"Jadi tuh, kan dia beberapa bulan yang lalu pergi ke perpusnas sendirian. Terus dia ketemu sama Kak Marata, tau kan?" tanya Joan.
Rain berpikir sejenak, "Marata yang mantan ketos?" lalu dijawab anggukan oleh Joanna.
"Nah, disitu dia ketemu Kak Marata. Ya mirip sama cerita-cerita romance lainnya, Kak Marata minta akun twitter Eril. Abis itu mereka sering dm-an, dan pindah ke whatsapp. Karena omongan mereka klop, jadi ya you know lah." Jelas Joanna panjang lebar.
"Terus dia jedornya melalui chat?" tanya Rain
"Nggak, dia ngajak gue drive thrue, sambil makan di mobil terus dia ngomong deh." Sambung Nesryl.
Rain ber oh ria, "Udah berapa lama?"
"Dua minggu." Jawab Nesryl singkat.
Rain dan Joanna melotot, "DUA MINGGU?! KENAPA BARU BILANG SEKARANG, MONYET?!"
"Lo juga nggak dikasih tahu berapa lama nya?" tanya Rain, dan Joanna hanya menggeleng.
Nesryl nyengir, "Yang penting kan gue traktir, hehe."
Rain kembali tersadar, "Oh, iya juga. Oke, Jo, kita ke Starbucks ya."
"Oke, siap. Meluncur."
Nesryl menghela napas, ternyata dia salah ngomong tadi.
"By the way, gimana Hanan?" tanya Joanna.
Rain menoleh, "Gimana apanya?"
"Hubungan lo, goblok bener dah." Jawab Joanna.
"Nggak gimana-gimana, sahabatan, kayak biasanya aja gimana."
"Just a best friend?" tanya Nesryl dan dijawab anggukan oleh Rain.
"Tapi tadi tuh ya, kan gue ke kantin bareng Hanan. Tapi kursi pada penuh, akhirnya gue gabung di meja sama temen-temennya Hanan. Gue salfok, Jevano ganteng banget, hehe." cerita Rain.
"Ya emang ganteng anjir, darimana aja lo?" kata Joanna.
"Mendelep di kelas mulu, sih." Cibir Nesryl.
"Ih, tapi ada juga kejadian lain. Gue duduk di sebelah Naren kan, nah masa tiba-tiba dia bilang, Rain Christiani Laurence, boleh gue panggil Lau? Padahal gue sama Hanan ngga pernah nyebutin nama lengkap gue, aneh." Tambahnya.
"Dia cari tau kali?" kata Joanna.
"Tapi buat apaan coba?"
"Dia suka sama lo kayaknya." Kata Nesryl.
Rain mendelik, "Masa iya, njing? Atas dasar apa dia suka sama gue, deket aja ngga."
"Mungkin ada sikap lo yang buat dia jadi suka sama lo, makanya dia mulai cari tau tentang lo. Termasuk nama lengkap itu, kan?" jelas Nesryl.
"Make sense sih." Respon Joanna.
"Tapi ganteng ngga?" tanya Nesryl.
Rain menunjukkan cengiran khasnya, "Ganteng, manis banget senyumnya, hehe."
Joanna dan Nesryl hanya menggelengkan kepalanya.
"Mending gue suka sama siapa, ya? Naren atau Jevano?" tanya Rain.
"Naren." Jawab kedua orang itu kompak.
"Jevano mirip kayak batu, ngga ada tanda-tanda kehidupan." Ujar Joanna.
"Lebih baik disukai daripada menyukai, Ren." Jawab Nesryl.
-- tbc