Akhirnya setelah mencari-cari Azura menemukan sebuah ruangan yang terdapat peralatan layaknya ruangan dapur seperti kompor, beberapa panci dan wajan yang tergantung di dinding dan yang lainnya.
Azura tidak mengira jika di rumah Tuan Madesh ada sebuah dapur layaknya di rumah manusia. Bahkan bentuk barang-barangnya pun sama persis dengan yang ada di rumahnya.
"Rupanya Dewa Kematian juga punya dapur! Apakah dia masak sendiri ataukah semua ini hanya pajangan?" gumam Azura yang penasaran.
Di sana Azura juga melihat ada sebuah kulkas yang berdiri dengan tegap. Kulkas dua pintu yang berwarna abu yang bentuknya pun sama dengan kulkas-kulkas pada umumnya.
Azura pun berjalan mendekati kulkas itu dan memperhatikannya. Jika diperhatikan dari dekat dan dengan saksama, Azura merasa jika kulkas itu persis seperti kulkas pada umumnya. Suaranya pun juga ada seperti kulkas normal lainnya.
"Jika dilihat dan diamati memang seperti sebuah kulkas sungguhan! Apakah di dalamnya ada makanan?" gumam Azura lalu membuka pintu kulkas itu.
Berapa terkejutnya Azura yang melihat ada banyak sekali makanan di dalam kulkas itu. Dan tak hanya makanan kamu juga ada beberapa sayuran dan buah. Sangat persis dengan yang ada di dunia manusia.
Karena masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat Azura pun mencoba untuk memegang dan memeriksa apakah semua itu sungguhan atau hanya khayalannya saja karena Azura sudah kelaparan.
Tetapi saat disentuh dan diperiksa oleh Azura ternyata buah dan sayuran itu asli. Namun Azura masih belum yakin jadi dia mengambil sebuah apel berwarna merah pekat dan merasakannya.
Azura kembali excited karena rasa apel itu sama dengan rasa apel yang biasa ia makam di dunia manusia. Jadi bisa dipastikan jika semua itu nyata dan bukan khayalannya saja.
"Ah, semuanya benar-benar nyata! Bahkan rasa apel ini lebih hemat dari apel yang ada di dunia manusia! Apakah di alam baka juga ada pasar?" gumam Azura yang penasaran.
Sebenarnya keadaan di alam baka sama dengan keadaan di bumi. Hanya saja di sana semuanya lebih mewah dibandingkan dengan apa yang ada di bumi seperti rasa makanan, minuman dan yang lain yang termasuk perhiasan.
Perhiasan di alam baka seperti emas dan berlian dan semacamnya memiliki kualitas yang lebih baik dari pada di bumi. Di sana pun juga ada pasar, mall dan sebagainya.
Hanya saja bentuknya memang tidak seperti di bumi yang berbentuk seperti bangunan tinggi dan lebar. Kalau di alam baka semua itu tidak ada penjualnya karena mereka hanya tinggal ngambil di tempat yang sudah disediakan.
Jadi jika ada sayuran atau buah-buahan yang diambil dari pohonnya mereka akan langsung tunggu saat dipetik. sedangkan untuk emas dan berlian mereka juga seperti sebuah tumbuhan yang akan tumbuh kembali jika diambil.
Di sana segalanya ada namun tidak dengan uang. Uang bukanlah benda berharga di alam baka tidak seperti di bumi yang mengagumkan dan menganggap jika uang adalah segalanya.
Karena bahan-bahan tersebut sudah bisa dipastikan keasliannya jadi Azura mengambil beberapa sayuran dan juga beberapa daging yang juga ada di dalam kulkas itu.
Setelah semua bahan Azura siapkan ia mulai memasak dengan mencuci dan mengiris beberapa bahan-bahannya terlebih dahulu. barulah setelah proses itu selesai Azura memasukkannya ke dalam wajan yang sudah ia panaskan dan beri minyak goreng.
"Ah, baunya harum sekali!" gumam Azura yang menikmati saat memasaknya.
Sementara itu Madesh yang baru saja masuk setelah berbincang-bincang dan dengan Aphrobeauty langsung mencium aroma masakan yang sangat sedap. Madesh langsung tahu jika itu pasti adalah ulah Azura.
"Dia pasti sudah bangun dan sekarang tengah memasak di dapur! Aku harus menghampirinya!" gumam Madesh lalu langsung pergi ke dapur.
Setibanya di dapur Madesh melihat Azura yang masih memasak. Tanpa basa-basi Madesh langsung bergegas menghampiri Azura hingga kini Madesh sudah berdiri tepat di belakang Azura.
Madesh penasaran dengan apa yang hendak di masa oleh Azura. Jadi Madesh bertanya pada Azura. Baru saja Madesh memanggilnya, Azura begitu terkejut dan langsung kehilangan.
"Kamu masak apa, Azura?" tanya Madesh yang penasaran.
Azura yang terkejut langsung mengangkat kedua bahunya dan tanpa sengaja kakinya berjalan mundur. Siapa sangka karena Azura terkejut ia terpeleset dan terjatuh menimpa tubuh Madesh.
Untung saja Madesh segitu sikap sehingga melihat Azura yang hendak terjatuh ia langsung menangkapnya. Jadi posisi keduanya kini Madesh memeluk Azura dari belakang sementara tubuh Azura sedikit condong ke belakang dan bersandar di tubuh Madesh.
Mata mereka berdua saling bersilang pandang dan hal itu membuat Madesh semakin yakin jika dia menyukai Azura. Azura yang tadinya hampir saja melamun karena Madesh langsung beranjak dan merapikan dirinya.
"Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu," ujar Azura meminta maaf karena ia merasa bersalah.
"Tidak masalah, itu bukan salahmu. Lalu apa yang sedang kau masak?" tanya Madesh yang kembali melontarkan pertanyaan yang sama.
"Aku lapar jadi aku memasak sendiri! Aku memasak tumis daging cincang," jawab Azura mengatakan apa yang hendak.
Madesh langsung tersenyum seakan ia meledek masakan Azura. Madesh pun langsung meminta Azura untuk menyingkir dan membiarkan Azura untuk menyaksikan dirinya memasak.
"Kamu diam saja di sana biar aku yang memasak!" Madesh mendorong Azura sedikit dan menyahut spatula yang dipegang oleh Azura.
Azura heran melihat Madesh yang tiba-tiba mengusiknya. Azura ragu jika Madesh bisa memasak untuk manusia.
"Apa kamu benar-benar bisa memasak?" tanya Azura yang meremehkan Madesh.
"Apakah kau meremehkan aku? Apa kau pikir jika dapur ini hanya pajangan saja?" tanya Madesh dengan sinis.
Sejujurnya Azura tadi memang berpikir jika dapur itu hanyalah sebuah pajangan. Azura pun hanya diam dan memperhatikan Madesh yang tengah serius memasak.
Azura tercengang karena Madesh bisa memasak lebih dari satu masakan. Dan bahkan masakannya pun seperti masakan hotel bintang lima yang begitu mewah.
"Apakah benar yang aku lihat ini? Ini semua masakannya? Jangan-jangan dia menyulapnya saat aku lengah tadi," gumam Azura dengan pelan yang curiga.
Madesh yang masih memasak masakan terakhir tahu jika Azura ragu akan masakannya. Langsung saja dia berceloteh.
"Apa kau berpikir jika ini semua hanyalah trik sulap?" tebak Madesh.
Azura tidak menyangka jika Madesh bahkan akan membaca pikirannya. Azura pun memiliki untuk diam saja dan tak mengamati Madesh. Azura merajuk.
Melihat ekspresi Azura yang begitu lucu saat marah Madesh merasa gemas dan ingin mencubitnya. Rasanya Madesh begitu senang bisa bersama dengan Azura.
'Bisakah kita selamanya seperti ini? Aku harap raja neraka dan raja surga dan penghuni akhirat yang lainnya tidak memergoki aku yang menyembunyikan seorang manusia!' batin Madesh penuh harap.
TBC...