Azura pun membalas pelukan mamanya dan mmeberikan senyuman. Lalu mamanya melepaskan pelukan mereka dan menggandeng tangan kanan Azura.
"Azura, ayo kita pulang! Mama akan memasakkan banyak makanan kesukaanmu!" ajak mama Azura.
Saat mamanya Azura melangkahkan kakinya dengan menggandeng tangan Azura, langkahnya langsung terhenti karena Azura yang masih terdiam di tempat.
Mama Azura menatap putrinya dengan bingung lalu melepaskan genggaaman tangannya. Kemudian beliau bertanya pada Azura.
"Azura, kenapa kamu hanya diam saja? Ayo kita pulang!" ajak mama Azura.
"Maaf, Ma! Tetapi Azura tidak bisa ikut Mama pulang! Sekarang Azura sudah memiliki tempat Azura sendiri," jawab Azura menolak ajakan mamanya.
Tentu saja mama Azura terkejut dan bingung mendengar apa yang dikatakan oleh putrinya. Mama Azura tidak paham dengan apa yang Azura katakan.
"Apa maksudmu dengan tempatmu sendiri? Kenapa kamu tidak mau pulang bersama dengan Mama? Ayo Azura, Papa sudah menunggu di sana!" ajak mama Azura lagi.
Namun sayangnya usaha mama Azura berakhir dengan sia-sia. Azura tetap tidak mau pulang bersama dengannya.
"Maaf, Ma, tetapi Azura benar-benar tidak bisa kembali ke rumah! Azura bahagia tinggal di rumah baru Azura! Azura harap Papa dan Mama jaga diri baik-baik, ya?" pesan Azura setelah menolak kembali ajakan mamanya.
"Tidak, Azura, tidak! Kamu harus kembali pulang ke rumah bersama dengan Mama!" bantah mama Azura yang tidak mengizinkan Azura untuk pergi sendiri.
Tiba-tiba saja ada seseorang yang menghampiri Azura dari belakang. Sosoknya tinggi besar dengan pakaian jubah serba hitam.
Wajahnya tak terlihat dengan jelas namun bisa dipastikan jika dia adalah seorang pria. Dia menghampiri Azuraa dan kini berdiri di samping Azura.
"Azura, mari kita pergi!" ajak pria itu. Pria itu menjulurkan tangan kanannya kepada Azura.
Mama Azura yang melihat pria berjubah hitam itu merasa jika Azura mengenali priaa itu. Pasalnya saat pria itu menawarkan diri Azura langsung melihatnya dan memberikan sebuah senyuman.
Mama Azura tentunya penasaran dengan pria yang tengah bersama dengan putrinya itu. Mama Azura merasa jika pria itu bukanlah pria biasa.
"Azura, siapa dia? Siapa pria yang berada di sampingmu itu?" tanya mama Azura.
Azura yang telah memberikan tangannya kepada pria itu pun menoleh ke arah mamanya dengan tangan yang bergandengan dengaan pria itu.
"Ah, perkenalkan, Ma, dia adalah orang yang akan menjaga Azura mulai dari sekarang! Mama tidak perluu khawatir, dia sangat menyayangi Azura! Selamat tinggal, Ma!" pamit Azura pada mamanya. "Ayo kita pergi!" ajak Azura pada pria yang menggandeng tangannya itu.
Azura pun berbalik badan dan meninggalkan mamanya. Mama Azura tidak rela jika putrinya pergi meninggalkannya.
"Azura jangan pergi! Jangan tinggalkan Mama dan Papa! Azura! Azura!" teriak mama Azura memanggil putrinya.
Namun Azura malah terus saja berjalan menjauhi sang mama. Mama Azura pun berusaha untuk mengejar Azura namun sayangnya Azura telah menghilang dan seketika mama Azura bangkit dari pingsannya.
"Azura!" teriak mama Azura yang kini sudah sadar tengah terduduk di atas ranjangnya. Nafasnya tersengal seperti orang yang habis lari marathon.
Papa Azura yang melihat istrinya sadar merasa sangat senang karena itu tandanya jika istrinya tidak kenapa-napa.
"Syukurlah akhirnya Mama sadar dari pingsan juga! Papa benar-benar khawatir dengan keadaan Mama! Ini diminum dulu, Ma!" Papa Azura menyodorkan segelas air minum kepada sang istri.
Mama Azura tidak menyangka jika yang ia alami barusan adalah sebuah mimpi. Tetapi rasanya seperti sangat nyata. Mama Azura pun mengambil air minum itu lalu meminumnya.
Setelah minum mama Azura mengembalikan gelasnya kepada papa Azura. Karena kepalanya masih sedikit pusing jadi mama Azura kembali berbaring.
Papa Azura penasaran dengan apa yang telah dialami oleh mama Azura sehingga berteriak seperti itu saat sadarkan diri. Kemudian papa Azura mencoba untuk bertanya kepada istrinya.
"Ma, sebenarnya apa yang telah Mama alami? Kenapa Mama saat terbangun langsung berteriak memanggil Azura?" tanya papa Azura yang penasaran.
Mama Azura yang masih sedikit shock dengan apa yang terjadi dalam mimpinya tadi mencoba untuk mengatur nafasnya terlebih dahulu supaya menjadi sedikit lebih tenang. Dan saat sudah merasa tenang akhirnya mama Azura menceritakannya pada suaminya.
Usai mendengar cerita dari sang istri kini papa Azura mengerti kenapa istrinya bisa seperti habis dikejar setan saat siuman tadi. Lalu papa Azura pun berusaha untuk menasehati istrinya supaya bisa lebih tenang.
"Mama, jangan berpikir berlebihan, oke? Mimpi itu hanyalah bunga tidur jadi jangan terlalu dipikirkan. Kita doakan saja di manapun Azura saat ini semoga dia baik-baik saja," ujar papa Azura menasehati sang istri.
"Tetapi, Pa, mimpi itu terasa begitu nyata! Rasanya Azura benar-benar telah meninggalkan kita dengan seorang pria yang walaupun Mama tidak melihat tampangnya tetapi auranya sangat kuat dan mengerikan! Mama takut jika Azura kenapa-kenapa," jawab mama Azura mengutarakan kekhawatirannya.
"Kalau dalam waktu dua kali dua puluh empat jam Azura tak kunjung ditemukan jadi kita bisa lapor ke polisi. Mama jangan khawatir, ya?" ujar papa Azura yang kembali berusaha untuk menenangkan istrinya.
***
Sementara itu Azura yang masih pingsan di rumah Madesh kini berada di dalam kamar Madesh dengan ditemani oleh Madesh. Madesh terus memperhatikan wajah cantik wanita yang tengah terlelap itu.
Madesh mengelusnya dan menatapnya secara berulang kali. Madesh tidak bosan memandangi wajah cantik bidadari yang berhasil menaklukkan hatinya itu.
"Dia sangat cantik! Aku sungguh sangat menyukainya!" gumam Madesh.
Saat Madesh tengah asyik memperhatikan Azura yang masih terlelap tiba-tiba ada yang datang berkunjung ke rumahnya. Jadi mau tidak mau Madesh harus menyapa pengunjung itu terlebih dahulu.
"Siapa, sih, yang bertamu ke rumahku? Apa tidak ada rumah lain yang bisa dituju?" gerutu Madesh yang kini tengah berjalan menuju ke luar kamarnya.
Setibanya Madesh di luar ternyata yang mengunjungi dirinya adalah seorang dewi. dewi yang paling cantik di antara dewi yang lain. Yah, semua dewa dan dewi tahu jika dewi ini begitu menyukai Madesh.
Dia adalah dewi kecantikan namanya Aphrobeauty. Kulitnya putih bersih dan mulus, tubuhnya langsing dan mempesona serta rambutnya panjang lurus dan hitam membuatnya menjadi semakin bersinar.
Banyak dewa yang sebenarnya menyukai Aphrobeauty namun sayangnya ia tak tertarik pada mereka dan justru tertarik pada Madesh yang malah tidak suka dengan dewi.
Ini adalah kunjungan kesekian kalinya Aphrobeauty ke kediaman Madesh. Dulu pernah Aphrobeauty mengutarakan perasaannya pada Madesh namun sayangnya ditolak oleh Madesh.
Tetapi Aphrobeauty tidak menyerah dan ia terus berusaha untuk mendekati Madesh supaya bisa meluluhkan hati Madesh yang begitu dingin sedingin gunung es di benua Antartika.
TBC...