Setelah memastikan Naura makan dan minum obatnya dengan baik. Raihan pamit pulang. Ia mewanti-wanti perempuan tersebut agar segera menghubungi dirinya jika terjadi sesuatu.
"Aduh, iya, Mas. Cerewet banget, sih, astaga!" keluh Naura yang pusing mendengar pernyataan Raihan yang berulang kali mengatakan hal yang sama.
Raihan menghela napasnya berat. "Biar kamu selalu ingat, dan nggak seenaknya sendiri. Paham?" tegas pria tersebut galak.
Naura juga menghela napasnya panjang. "Iya, aku akan kabari kalau ada sesuatu. Sekarang, Mas pulang sana. Aku mau tidur, sudah mengantuk ini. Efek obatnya mulai terasa," ujar perempuan tersebut sambil menguap.
"Ya, sudah. Mas pulang dulu. Periksa pintu dan jendela. Apa sudah di kunci atau belum? Mas pulang dulu, selamat malam dan cepat sembuh," pamit Raihan sembari mengusap lembut puncak kepala Naura dengan sayang dan senyum teduhnya.