"Dhivya, aku selalu berusaha menjadi pria romantis untuk calon istriku. Namun ada hal dan kesalahan yang sudah aku lakukan dengan fatal. Dia meninggalkan aku dengan kemarahan yang menguasainya. Yah, aku memang belum bisa menjadi pria yang ...."
Lagi-lagi, perkataan Avnan harus terpotong oleh suara pintu yang diketuk dari luar. Avnan mengumpat di dalam hati pada seseorang di balik sana yang sudah mengganggu pembicaraannya. Sejak tadi dia berbicara selalu saja ada gangguan yang membuatnya tidak bisa menyelesaikan perkataannya.
"Emm ... Tuan, saya permisi sekarang. Sepertinya anda tidak memiliki waktu lebih lama untuk sekedar bercerita. Maafkan saya yang sudah mengganggu kegiatan dan kesibukan anda, Tuan."
"Saya permisi dan selamat siang."
Auristella dengan cepat membuka suaranya dan kemudian berpamitan dari dalam sana. Berada dalam satu ruangan bersama dengan Avnan walau berbeda identitas, tetap saja tidak membuat Auri merasa nyaman.