'sial! Aku tidak bisa kabur dari mereka. Kalau aku bisa lolos dari Avnan, teman-temanku akan tahu untuk hal kecuranganku.'
'kalau aku bisa kabur dari mereka, terpaksa aku harus memenuhi semua permintaan pria mesum ini.'
Auristella berada di tempat yang menyulitkan untuknya mencari solusi. Dia harus memikirkan dengan matang keputusannya. Menuruti para sahabatnya, berarti mau bercinta dengan pria lain selain Avnan dan merekamnya lalu membuktikan pada mereka. Bahkan lebih parahnya mereka bisa meminta Auristella bercinta di depan mereka. Lebih parahnya lagi, mereka bisa meminta untuk bersama-sama bercinta dengan pasangan masing-masing dalam satu ruangan.
Hal itu membuat dia semakin berpikir mereka semua sudah tidak waras. Mengumbar hal yang dilakukan secara pribadi dengan bangga.
Kalau Auristella menuruti Avnan, dia harus mencari keuntungan dalam hal ini. Tentu saja tidak ingin dirugikan sebelah pihak. Dia harus bisa membungkam mulut para sahabatnya menggunakan alibi dari Avnan. Dengan cara seperti itu, Auristella bisa mengalahkan salah satunya.
"Aku akan memenuhi janjiku bertemu denganmu setelah ini. Tapi aku ingin kita bekerja sama, bagaimana?" Kini Auristella mentaap Avnan serius dengan wajah yang sangat dekat. Bahkan hidung mereka sampai saling menempel.
"Kamu mengajukan persyaratan untukku?" tanya Avnan tersinggung. Tapi dia mencari kesempatan dengan kembali meremas gunung Auristella.
"Singkirkan tangan Anda dari situ. Atau aku akan menendangmu!" Berang Auristella galak.
"Jangan begitu, Sweety. Ah tapi, aku suka kamu yang seperti itu, membuatku semakin tertantang untuk bisa menikmatimu."
Avnan menahan dirinya sekuat mungkin. Dia tidak akan lancang membiarkan Auristella lebih lama berada di sana. Ketika rekannya tidak bisa mengalihkan pandangan mereka dari tubuh seksi nan molek wanitanya.
"Aku ingin kamu mengatakan pada mereka jika kamu menolak untuk tidur bersama. Dengan begitu mereka tidak akan memaksa aku untuk tidur bersama pria lain. Juga yang terpenting, Aku tidak ingin mereka melihat kegiatan kita nanti. Itu membuatku tidak bisa bebas untuk bergerak sesuka aku."
Auristella mengatakan keinginannya. Tapi di akhir kalimatnya, dia mendengus kesal karena harus diawasi ketika bercinta nanti. Karena itu dia menggunakan kesempatan ini untuk menghindari itu semua.
Avnan tersenyum miring. Tanpa mengatakan seperti itu, tentu saja dia akan melakukannya. Melihat Auristella berpakaian seksi saja, dia tidak rela. Apalagi kalau harus tidur bersama dengan pria lain. Avnan tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Avnan juga tidak akan mungkin membiarkan rekaman percintaan mereka dilihat oleh orang lain. Tapi jika digunakan untuk koleksi pribadi Auristella, dia akan mengizinkannya. Bahkan kita harus membuat banyak video dengan berbagai macam gaya, Avnan akan menuruti dengan senang hati.
"Baiklah, Sweety. Aku setuju."
"Tapi berjanjilah setelah ini kamu akan menemuiku," ujar Avnan menyetujui.
"Oke, aku janji akan menemuimu. Tapi jangan salahkan aku jika tidak tahu tempatnya hotel itu di mana. Atau mungkin saja Anda berubah pikiran, untuk menunda permainan kita. Malam besok mungkin," ucap Auristella dengan menaikkan kedua bahunya.
"Itu tidak akan pernah terjadi, Sweety. Kecuali ...." Avnan menggantungkan perkataannya. Dia melihat Auristella dengan senyuman licik.
"Kecuali?"
"Kecuali kamu bersedia tinggal bersamaku selama satu minggu," lanjut Avnan dengan senyuman kemenangan.
"Lalu selama satu minggu pula aku akan menjadi budak nafsu yang akan melayanimu setiap? Lalu setelah kamu bosan, akan menendang ku pergi begitu saja sama seperti jalang murahan di luar sana. Aku tidak sebodoh itu, Tuan."
Auristella menggelengkan kepalanya. Avnan kira dirinya wanita polos dan bodoh yang bisa dimanfaatkan begitu saja. Dia adalah wanita cerdas. Buktinya sampai saat ini tidak ada seorangpun yang mengetahui identitas asli dirinya. Tentu saja kecuali keempat sahabatnya.
"Kamu terlalu pintar untuk aku manfaatkan, Sweety." Avnan terkekeh dengan pembicaraan mereka.
Kemudian dengan gerakan cepat, dia mengalungkan kedua tangan Auristella di lehernya. Menciumnya dengan ganas, dengan tangan yang sesekali meraba gunung bagian atasnya. Avnan tidak membuat Auristella berhadapan dengannya dengan kaki melangkah. Hal itu bisa membuat, paha Auristella yang menggiurkan terlihat oleh rekannya yang berwajah mesum.
Tentu saja dia tidak rela. Seluruh tubuh Auri, hanya boleh untuk dirinya. Setelah dia puas menikmati semua itu, baru Avnan akan memikirkan hal yang selanjutnya. Apakah Auristella akan dia buang, atau diberikan kepada mereka.
"Balas aku dan lakukan aksimu menggodaku. Buat para sahabatmu percaya kalau kamu sudah mengajakku untuk bercinta."
"Sikapmu yang terlalu netral dengan berbicara santai padaku, bisa membuat mereka menaruh curiga yang besar. Kamu pasti tahu benar empat wanita seksi itu juga memiliki pemikiran yang cerdas sama sepertimu."
Desis Avnan di sela-sela kegiatan mereka yang sedang berperang lidah. Tidak hanya bertukar saliva di dalam sana, bahkan Auristella sendiri sudah hanyut dalam keadaan yang masih sandiwara itu. Dia begitu menikmati permainan Avnan.
Ketika membuka satu persatu kancing kemeja Avnan, semuanya terlihat sangat natural. Auristella seperti orang yang sedang menginginkan belaian. Bahkan kini sifatnya sangat agresif. Dia sendiri tidak bisa membedakan, agresif yang dilakukannya hanya karena diawasi para sahabatnya, atau memang natural dia yang menginginkan untuk segera mencapai penyatuan yang akan mereka lakukan.
"Aku suka kamu yang agresif seperti ini," ucap Avnan sembari menyerang Auristella dengan ganas. Sampai membuat di kewalahan menghadapinya. Tapi sesaat, Avnan merasakan ada yang berbeda.
'Kenapa ciumannya terasa begitu kaku. Seperti seseorang yang tidak pernah berciuman sebelumnya. Padahal sudah banyak pria yang membuktikan bagaimana permainannya di atas ranjang. Tidak mungkin Auristella tidak pernah melakukan itu.'
Batin Avnan berpikir dan menjadi tidak fokus dengan yang dia lakukan sekarang. Dia adalah pria dewasa yang memiliki banyak pengalaman dengan banyak perempuan. Tentu saja Avnan tahu, seperti apa wanita yang masih kaku dalam berciuman dengan kepolosannya, atau sengaja dibuat buat kaku untuk menarik lawan dan menipu dengan mengatakan tidak pernah bermain bersama pria lain sebelumnya.
"Gadis cantik, kamu tidak ingin berbagi permainan denganku?" Pria yang tadi berbicara dengannya, saat ini mengajaknya berbicara lagi.
Auristella menjadi tersadar jika perbuatannya sudah melampaui batas di depan banyak orang. Jangan sampai dia menjadi khilaf, dan berlanjut di tempat terbuka seperti saat ini.
"Kita cukupi permainan ini sampai di sini. Jangan pernah melewati batasan!" Ketus Auristella. Dia tidak menanggapi perkataan pria yang mengajaknya berbicara. Jangankan untuk menjawab, hanya menatap pria itu saja dia sudah malu. Teringat akan kelakuannya yang sangat tidak patut sebagai seorang wanita.
Kemudian matanya melihat ke bawah dan terkejut, dia sudah melakukan sesuatu yang begitu menggelikan. Hal yang paling di hindari malah terjadi. Auristella menjadi sangat agresif ketika menikmati permainannya sendiri.
'astaga, kenapa aku sampai bisa tidak sadar melakukan itu? Memalukan.' ejek Auristella pada dirinya sendiri. Dia memang tidak sadar ketika melakukan hal itu. Wajar saja Auristella tidak percaya dengan penglihatannya yang seperti mengalami gangguan