Chereads / Menikahi Mertuaku / Chapter 7 - 7 - See You Again (Wiz Khalifa, Charlie Puth)

Chapter 7 - 7 - See You Again (Wiz Khalifa, Charlie Puth)

********

We've come a long way from where we began

Oh, I'll tell you all about it when I see you again

When I see you again

[Wiz Khalifa, Charlie Puth - See You Again]

********

Di parkiran mall-Bandung

"Ini, Boss.. " ucap Michael sambil menyerahkan paperbag ke tangan Sandy.

"Hemm..." Sandy segera membuka paperbag nya dan mengeluarkan isinya—ada t shirt, jeans, jaket dan sepatu sneakers merek brand ternama.

"Jalan" suruh Sandy.

Michael segera mengemudikan mobil, sementara Sandy menganti pakaiannya di jok belakang

"Kita akan ke tempat temannya Tuan Kiran?"

"Ya"

"Apa ada masalah, Boss?" Michael mengerutkan kening.

Karena tak seperti biasanya Boss-nya itu memperhatikan Kiran sedetail itu, sampai harus turun tangan sendiri pergi ke rumah temannya Kiran. Biasanya Sandy akan menggunakan Michael untuk membereskan masalah Kiran.

Mereka sudah tiba di kota yang dijuluki Kota Kembang, Boss-nya mampir ke mall terdekat dengan lokasi, untuk membeli beberapa potong pakaian, dengan alasan jika memakai pakaian jas resmi kantor akan sangat mencolok di lokasi itu.

Mereka tiba di lokasi yang sesuai dengan yang Ren kirim. Sepertinya lokasinya memang dekat ke lokasi para petani bunga.

Mobil Benz terbaru warna putih menepi di depan pagar kawat yang mengelilingi kebun bunga yang tak terlalu luas, tapi tampak asri dan bersih.

Michael tak perlu berpikir dua kali untuk mengetahui isi otak dari Boss-nya itu. Michael diam-diam menyeringai. Perkiraannya benar, bahwa boss-nya turun tangan sendiri bukan semata karena urusan Kiran. Tapi dia kemari karena gadis itu, Michael melihat bahwa di setibanya di lokasi, sang Boss menatap lekat pada sosok seorang gadis disana.

Gadis itu sudah diincar oleh predator ulung sejenis Boss-nya.

Mata Sandy terpaku saat melihat seorang gadis yang tengah memakai topi baseball, bercelemek kotor, bersepatu boot karet, memakai sarung tangan karet sedang memindah-mindahkan pot-pot bunga ke deretan kayu panjang tempat penyemaian bibit bunga.

Gadis itu bahkan tak jijik untuk mengambil tanah lalu menekan-nekannya dengan sekop kecil. Pemandangan yang tak pernah Sandy lihat sebelumnya. Dan gadis itu tampak riang melakukan pekerjaannya.

Dia tampak menakjubkan bahkan dengan pakaian sekotor itu, dia seperti gadis desa yang sedang mekar indah persis seperti bunga-bunga yang ditanamnya. Dia sangat alami dan natural, tak perlu memakai make up tebal dan berdandan berlebihan.

Sandy terpesona, bukan hanya melihat Ren sebagai objek sebagai obat untuk naga-nya itu. Sandy mulai melihat daya tarik perempuan sebagai wanita yang ingin dia pertahankan dan miliki

Sandy terdiam karena menenangkan diri, merasa bingung karena hatinya condong kepada gadis muda ini. Dia gadis yang menarik.

Memperhatikan Ren diantara bunga-bunga menambah indah penglihatannya dan suasana didukung oleh semburat langit senja menambah keindahan pemandangan di lokasi yang berada di pinggiran bukit tinggi.

Tak ada rumah-rumah lain di belakang rumah nenek kakek Ren, view gunung tampak jelas dari kejauhan, lokasinya lumayan enak dipandang mata.

"Michael" gumam Sandy pelan

"Ya, Boss"

"Coba cari tahu pemilik sekitar lokasi ini"

"Boss berniat membeli tanah disini?"

"Hemm.."

"Aku akan segera mencari tahu. Boss tidak akan turun?" tanyanya lagi. Dia melirik dari spion depan mobil bahwa Boss-nya sedang fokus memperhatikan gadis itu.

Sandy menyunggingkan senyum miring, ia tahu kedatangannya kesini akan membuat gempar semua orang. Dan Sandy terkadang menyukai reaksi mereka.

Seorang pria tua mendekati Ren yang sedang menyemai bibit,

"Apa temanmu membawa teman lagi?" tanya kakeknya

"Heh?"

"Itu. Di depan ada mobil parkir. Dari tadi kakek perhatikan orangnya belum keluar-keluar dari mobil" tunjuk kakeknya

Ren tampak bingung, apakah supirnya Kiran kembali lagi? Padahal Ren sudah menyuruhnya pulang ke Jakarta.

"Disamperin saja, siapa tahu malu kalau turun" saran kakeknya.

Ren mengangguk.

Ren menoleh ke tempat mobil Sandy parkir, gadis itu memicingkan mata memperhatikan mobil mewah berwarna putih itu. Mobil itu tampak mencolok berada di lokasi ini.

Sandy memperhatikan bahwa Ren tengah berbicara dengan pria tua itu—itu pasti kakeknya Ren. Pria tua yang berpenampilan sederhana seperti kebanyakan orang pada umumnya.

Sandy melihat bahwa Ren sedang memperhatikan mobilnya. Dia melepaskan atribut petaninya dan membuat Sandy harus memejamkan mata sebentar, karena kini gadis itu memakai t-shirt kebesaran yang hampir menutupi celana pendek yang tengah digunakannya. Hem bawah t-shirt itu membuat seolah-olah Ren tak menggunakan apa-apa di bagian bawahnya.

Ren mendekat ke arah mobil, dan dia mengetuk kaca mobil. Akhirnya Sandy menurunkan kaca mobilnya

Dan yang sudah Sandy duga, Ren terkejut kala Sandy menyapanya

"Halo, Ren"

.

.

.