"Devan."
"Jangan katakan apa pun sebelum kamu terima bunganya."
"Apa yang kamu lakukan ?"
Devan tersenyum dan mengangguk, Hani mengangkat kedua pundaknya sekilas dan menerima bunganya.
Tentu saja itu membuat Devan girang sendiri, Devan lantas memeluk Hani dengan eratnya.
"Apa sih, kamu belum jawab untuk apa ini dan untuk apa kamu disini ?"
"Aku disini untuk kamu dan bunga itu juga untuk kamu."
"Lepas ah."
"Enggak, kamu diam saja tanpa harus melakukan apa pun juga."
Hani mengernyit, apa Devan lupa jika mereka sekarang ada di luar banyak kendaraan yang lewat disana, dan pasti mereka melihat apa yang sedang dilakukannya itu.
"Tidak punya malu."
"Kenapa harus malu, aku tidak mengganggu pacar orang apa lagi istri orang, jadi aku tidak perlu malu untuk alasan apa pun juga."
"Ssss, lepas ih."
"Baiklah."
Ucap Devan seraya melepaskan pelukannya, Hani sedikit memundurkan langkahnya, biarkan saja lagi pula Hani malu karena mungkin telah menjadi tontonan orang yang lewat kesana.