Chereads / Rumitnya Cinta / Chapter 32 - Bukan Kejutan Ulang Tahun

Chapter 32 - Bukan Kejutan Ulang Tahun

"Bu .... Ibu .... Ibu."

Yasmin tak henti memanggil Aini, yang sejak tadi dipanggilnya tapi tak juga datang.

"Ibu .... I ...."

"Apa Yas, kamu berisik sekali."

"Ibu dari mana dipanggil dari tadi."

"Ada apa ?"

"Ini aku bagus gak pakai ini ?"

"Kamu itu dapat undangan pak presiden ?"

"Ibu ...."

"Iya bagus, kenapa gak pakai rok ?"

"Gak mau ahh takut."

Aini tersenyum, putrinya memang enggan melepas celana jeansnya jika keluar dari rumah.

"Ya udah bagus itu juga."

"Ya udah Yasmin pergi ya."

"Itu rambutnya ?"

"Udah gini ajalah."

"Ya dirapiin dong, pakai jepitan atau apa gitu."

"Aduh, ribet bu, gini aja udah biarin terurai bebas."

Aini menghembuskan nafasnya sambil menggeleng, lalu untuk apa Yasmin bertanya padanya jika saran yang diberikan tidak diterimanya.

"Yasmin pergi ya Bu, gak perlu ditunggu, nanti Yasmin pasti pulang."

"Iya, hati-hati, jangan lupa waktu."

Yasmin mengangguk dan menyalami Aini sebelum akhirnya berlalu meninggalkan Aini.

Yasmin langsung memasuki taxi onlinenya yang telah datang dari 10 menit lalu.

"Pak langsung jalan, agak cepat ya saya udah telat."

"Iya."

Yasmin tersenyum menatap kotak kado ditangannya, entah Kevin suka atau tidak yang jelas Yasmin memberikannya dengan tulus.

Yasmin tak memiliki banyak uang untuk membeli hadiah mewah, hanya hadiah sederhana yang bisa Yasmin berikan pada Kevin.

Dering ponsel Yasmin, berhasil memanglingkan perhatiannya dari kado ditangannya.

Yasmin merogoh ponsel ditasnya, dan melihat nama Cessillya yang tertera dilayarnya.

"Iya Si, kenapa ?"

"Kamu dimana ?"

"Aku dijalan, ada urusan, kenapa ?"

"Aku mau ...."

"Silahkan neng."

Yasmin menoleh tanpa sempat menjawab Cessillya, Yasmin memutus sambungannya begitu saja.

Setelah membayar tagihan, Yasmin lantas melangkah ke rumah Kevin.

"Permisi Pak."

Sapa Yasmin pada satpam penjaga disana.

"Yasmin ?"

"Iya."

"Oh iya, silahkan langsung masuk saja, sudah ditunggu dari tadi."

"Terimakasih."

Yasmin melangkah menuju pintu rumah setelah mendapat izin dari penjaga rumah tersebut.

Yasmin menekan bel rumahnya, beberapa saat menunggu, pintu pun terbuka.

Yasmin menyalami hormat Siska, Siska tahu yang ada dihadapannya pasti Yasmin.

"Ayo masuk."

"Iya Bu."

Mengikuti langkah Siska, Yasmin melihat seisi rumah Kevin.

Begitu mewah, tak hanya terlihat diluarnya, ternyata dalamnya juga begitu mewah

"Silahkan duduk."

"Terimakasih Bu."

Yasmin duduk ditemani Siska, Yasmin tak melihat ada acara disana atau mungkin banyak orang disana.

Yasmin hanya melihat Siska saja bahkan Kevin pun tak terlihat disana.

"Kamu sendirian, Ibu kamu gak diajak ?"

"Enggak Bu, di rumah masih ada kegiatan jadi aku sendiri."

"Oh gitu."

"Bukannya ada acara ulang tahun ya, kok sepi sih, gak ada tamu ?"

Siska tersenyum dan menggeleng, Yasmin mengernyit, tak paham dengan keadaannya saat ini.

"Ayo kesana."

Tiba-tiba datang seorang lelaki, yang tak salah pasti Ayahnya Kevin.

Yasmin bangkit dan menyalaminya dengan hormat.

"Ini orangnya ?"

"Iya Pah, ini Yasmin."

"Ya udah ayo."

Siska mengangguk dan bangkit, lantas membawa Yasmin untuk mengikutinya.

Yasmin hanya menurut saja karena memang tak tahu maksud dan tujuannya.

Yasmin ternyata dibawa keluar, disana Yasmin melihat memang ada meja dan kursi sudah lengkap dengan hidangannya.

"Ayo duduk."

Yasmin duduk sesuai permintaan Siska, ketiganya duduk bersama.

Yasmin masih mencari sosok Kevin yang masih belum juga muncul, padahal Kevin tahu jika dirinya telah datang.

"Bu, Kevinnya dimana ?"

"Aku disini."

Yasmin menoleh saat mendengar suara dibelakangnya, Yasmin melihat penampilan Kevin yang super sempurna, berbeda dengan dirinya yang tampil seadanya.

Beberapa saat kemudian, lantunan nada dari biola didengar Yasmin.

Yasmin melihat 2 orang pemain biola, memainkan alunan nada romantis.

Yasmin juga terkejut saat tahu Cessillya dan Leon juga berada disana, Yasmin melirik orang tua Kevin yang bangkit dari duduknya.

Semakin bingung Yasmin saat ini, dirinya diundang untuk ulang tahun Kevin tapi kenapa yang ada sepertinya malah Yasmin yang berulang tahun.

"Yas."

Yasmin kembali menoleh kearah Kevin yang kini berdiri tepat dihadapannya, jantung Yasmin mulai berdetak diluar kendali.

Masih diiringi dengan alunan nada, Kevin menggenggam kedua tangan Yasmin.

"Makasih udah mau datang."

Yasmin hanya tersenyum, kebingungannya membuat Yasmin tak ingin berkata-kata.

"Malam ini, disini, dihadapan kedua orang tua aku dan juga dihadapan Leon dan Cessillya, aku mau bilang jika selama ini aku menyimpan satu rasa terhadap mu, rasa dimana aku sendiri tak bisa menghindarinya."

Perasaan Yasmin semakin tak karuan, acara apa ini sebenarnya, ini bukanlah ulang tahun.

Apa yang bisa Yasmin artikan untuk acara malam ini.

"Aku sayang sama kamu Yas, aku mau kamu jadi bagian dari hidup ku."

"Apaan sih Kevin."

Yasmin tak ingin mengartikan lebih untuk keadaan saat ini, tapi seketika itu pula Kevin merogoh kantong jasnya, membawa sebuah kotak berwarna biru.

Kevin berlutut dengan menunjukan isi kotak tersebut, Yasmin memperhatikannya, saat sadar Yasmin sontak menutup mulut dengan kedua tangannya, matanya membulat melihat apa yang ada dalam kotak tersebut.

"Itu ...."

"Ini tanda sayang aku sama aku."

Yasmin sangat tak bisa mengontrol dirinya sendiri, itu adalah kalung berlian mewah yang Yasmin lihat sewaktu di Mall.

Sangat .... Yasmin sangat menginginkannya, tapi apa ini nyata, apa benar barang mewah itu untuknya.

"Yas, aku gak mau dengar kalimat lain, selain dari pada kamu mau jadi bagian dari hidup aku."

Yasmin melirik setiap orang yang berada disana, termasuk 2 pemusik yang tak henti dengan irama yang dimainkannya.

"Tapi aku ...."

"Aku gak peduli dengan semuanya, yang penting buat aku adalah restu kedua orang tua ku dan aku telah mendapatkannya, setelah itu aku akan berjuang untuk mendapatkan kamu dengan cara apa pun."

Yasmin kembali melirik kedua orang tua Kevin, jangankan untuk mengenalnya, bahkan Yasmin belum tahu siapa nama mereka.

Keduanya tampak mengangguk, menyetujui dengan setiap yang dikatakan Kevin.

"Yas, aku gak mau menunggu."

Yasmin berbalik, ini memang yang diinginkan Yasmin, hatinya, perasaannya, sayang dan cintanya terbalaskan malam ini.

Tapi ada satu yang menghalangi Yasmin, yaitu Aini.

Yasmin tak bercerita apa pun tentang Kevin apa lagi perasaannya.

"Jangan buat aku kecewa Yas."

Yasmin menatap dalam mata Kevin, Yasmin yakin semua adalah kebenaran, jujur dan ketulusan.

"Aku ...."

"Jangan ungkap kalimat lain."

Yasmin menejamkan matanya sesaat, tak bisa, Yasmin tak bisa mengambil keputusannya sendiri.

Jika Kevin telah mendapat restu orang tuanya, maka Yasmin harus melakukan hal yang sama terlebih dahulu.

Yasmin menutup kotak dan menarik Kevin untuk bangkit, tak ada kata apa pun, Yasmin langsung memeluk Kevin.

Yasmin tak bisa menjawabnya malam ini, semua terlalu terburu-buru, Yasmin tidak memikirkan hal semacam ini.

Yasmin tidak tahu harus menjawab apa, Yasmin takut kalai Aini justru menolak.